LANGSA : Kewajiban untuk meneggakkan hukum-hukum Allah yaitu Syariat Islam
secara kaffah bukan hanya tanggung jawab
kelompok tertentu saja melainkan tanggung jawab seluruh umat Islam.
Demikian
antara lain kesimpulan yang disarikan dari hasil pertemuan silaturrahmi antara
Hizbut Tahrir Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang dengan sejumlah tokoh umat
di Pesantren Raja Silang Tanjong Seumantok, Karang Baru, Minggu (6/1).
Ketua
DPD II Hizbut Tahrir Kota Langsa Iqbal di Langsa, Selasa (8/1)
menjelaskan, acara silaturrahmi yang dimulai dengan pemutaran video testimoni
para ulama itu dihadiri puluhan tokoh umat Aceh Tamiang dalam rangka menyatukan
langkah Syaria’ah dan Khilafah.
Ketua
MPU Aceh Tamiang Ust. Khalid Nasution yang juga ikut hadir dalam pertem
uan
tersebut antara lain menegaskan, ketika hukum-hukum non muslim masih tetap
diterapkan sebagai sistem kehidupan maka umat Islam akan terus dalam
keterpurukan. Maka itu hukum-hukum tersebut harus diganti dengan Syari’at
Islamlah baru umat Islam akan sejahtera dan jauh dari penistaan-penistaan atas
nama agama.
Sementara
pembicara lainnya Ust. Fatih Al-Malawi juga menjelaskan panjang lebar tentang
kenapa harus khilafah dan juga arti dari khilafah serta tentang kewajiban
menegakkan khilafah dengan merujuk kepada berbagai dalil dan mazhab. Dia
mengungkapkan, kepemimpinan Islam bukanlah
seorang presiden, raja atau perdana mentri seperti yang disebut dalam beberapa
sistem yang ada sekarang. Dalam Islam kepemimpinan di seluruh dunia adalah
seorang Khalifah dalam satu negara, demikian katanya.
Ketua
DPD II Hizbut Tahrir Kota Langsa Iqbal, S.HI juga ikut menyampaikan
pandangannya. Menurutnya Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam ternyata dengan
sistem yang diterapkan sekarang ini tidak mampu untuk mensejahterakan
rakyatnya, justru rakyat Indonesia sekarang semakin terpuruk dan kekayaan yang
ada di Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
“Inilah
buah dari sistem kapitalisme yang diterapkan sekarang ini dengan memfokuskan
hanya pada pertumbuhan bukan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok
rakyatnya,” ujar Iqbal.
Ia
melanjutkan dalam sistem ekonomi Islam, kebutuhan mendasar setiap umat
merupakan fokus utama yang harus dipenuhi negara terhadap rakyatnya dan sangat
jauh berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis hanya memfokuskan pada pertumbuhan
semata, terlepas apakah rakyatnya sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar atau
tidak dan ini sangat bertentangan dengan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar