LANGSA: Sejumlah guru Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Usia
Dini (PAUD) di Kota Langsa mengeluh soal honorium yang mereka terima. Keluhan
itu mereka sampaikan kepada Anggota DPR RI yang melakukan kunjungan kerja ke
Kota Langsa, beberapa hari lalu.
Menerima keluhan tersebut, anggota DPR RI dari Komisi X Muslim, mengatakan pihaknya akan
memperjuangkan kesejahteraan guru PAUD dan TK Kota Langsa khususnya dan Provinsi Aceh umumnya yang dirasakan selama ini
kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
“Kita akan mengupayakan para guru PAUD dan TK mendapat penghasilan yang layak,” ungkap Muslim yang berasal dari Partai Demokrat dalam
silahturahmi dengan 30 orang guru PAUD dan TK Langsa yang mendapat bantuan dana
insentif tahun 2011 dari Kementrian Pendidikan RI di Jambo Kupi Kencana Langsa, Selasa (27/12).
Dalam pertemuan tersebut Muslim menerima sejumlah masukan dari beberapa orang
perwakilan guru TK dan PAUD,
diantaranya mereka mengeluhkan kesejahteraan yang diperoleh sangat
memprihatinkan yakni upah guru tersebut rata-rata berkisar Rp. 150 ribu
perbulannya itupun masih
tergantung juga pada kemampuan
dari sekolah itu sendiri.
Menanggapi keluhan guru-guru tersebut, Muslim berjanji dirinya yang telah dipercayakan rakyat daerah ini untuk
duduk di lembaga dewan akan terus memperjuangkan dana insentif tersebut dapat
diterima oleh guru TK dan PAUD secara berkesinambungan melalui anggaran APBN.
“Jika tidak kita perjuangkan maka dana
ini tidak akan diperoleh,” timpalnya seraya mengatakan bahwa guru TK
dan PAUD yang menerima bantuan dana insentif tersebut merupakan hasil kerjasama
pihaknya dengan mantan Kadis Pendidikan Langsa Abdullah Gade.
Lebih lanjut ia mengharapkan, kedepan Kota Langsa harus menjadi baro
meter pendidikan untuk Aceh. “Upaya yang kita lakukan dalam membangun
pendidikan untuk Langsa bukan hanya sebatas kesejahteraan guru, tetapi sector fisik juga terus diupayakan
serta peningkatan pendidikan tenaga guru nantinya,”urainya lagi.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Pendidikan Langsa Abdullah Gade dihadapan para
guru tersebut menjelaskan, dimana
dana insentif ini untuk Aceh hanya Kota Langsa yang mendapatkannya, dimana per guru menerima sebesar Rp. 3,4
juta pada tahun 2011.
“Kendatipun demikian diharapkan kepada
pemerintah pusat agar dapat memperhatikan keberlangsungan dana insetif ini
diterima guru TK dan PAUD Langsa, begitu
juga Pemerintah daerah harus bisa membantu tambahannya,” pintanya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua
DPRK Langsa Syahyuzar AKA mengatakan, bahwa
pada tahun 2012 ini bagi Kota Langsa dari segi anggaran merupakan tahun yang
sangat memprihatinkan.
“ Karena pinjaman pada Bank Aceh ditutupi dan devisit di nolkan
kembali,”terangnya seraya menambahkan, biaya
yang paling besar dikeluarkan adalah untuk biaya aparatur pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar