Selasa, 13 Desember 2011

100 Gagasan Untuk membangun Aceh Akan Dipaparkan Di IIUM Kuala Lumpur



Haba Rakyat,

LANGSA : Sedikitnya seratus gagasan dari para intelektual Aceh yang ada di seluruh dunia akan dipaparkan dalam even Aceh Development Islamic Conference (ADIC) di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM).

Demikian dikatakan, ketua panitia conference tersebut, Muhammad Dayan kepada Waspada, Selasa (13/12) melalui siaran pers yang dikirim dari Kuala Lumpur. Menurutnya, paara pelajar, ilmuan, dan pemikir Aceh di seluruh dunia akan memaparkan gagasannya tentang pembangunan Aceh dalam even Aceh Development International Conference (ADIC) pada tanggal 26-27 Maret 2012 di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur. 

Sejak dibukanya penerimaan kertas kerja atau call paper pada bulan Agustus 2011 melalui web http://adic2012.yolasite.com, katanya, pihak panitia telah menerima lebih dari seratus  kertas kerja (makalah) ilmiah yang dikirim melalui email panitia adickl2012@gmail.com dan sedang dalam proses seleksi oleh tim editor/revier adic2012 di kuala lumpur untuk memilih paper terbaik. 

Kami masih menerima kiriman paper bagi siapa saja yang berminat memeberikan gagasannya untuk pembangunan Aceh sampai dengan tanggal 30 Desember 2011,” demikian Muhammad Dayan.
Conferensi ini, tambahnya, merupakan yang ketiga diadakan setelah sebelumnya ADIC2010 dan ADIC2011 berhasil dilaksanakan masing-masing di Universitas Putra Malaysia (UPM) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). 

Aktivitas akademik merupakan gagasan pelajar dan akademisi asal Aceh yang sedang berada di Malaysia sebagai ajang pertemuan ilmiah yang bertaraf internasional yang dihadiri  para peminat kajian pembangunan Aceh dari seluruh dunia. Kegiatan ini mengusung tema “Sustainable Development and Acceleration of Acehnese Welfare; Opportunities and Challenges". Dan pihaknya sudah mengantongi izin dari rector IIUM Prof. Dato' Dr. Zaleha Kamaruddin untuk diadakan di kampus Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia.

Mengenai tujuan diadakan kegiatan tersebut, ujar Muhammad Dayan, antara lain untuk memberikan sumbangan pikiran yang positif kepada pembangunan Aceh menuju masa depan yang lebih baik. Membangkitkan kontribusi ilmiah dari semua kalangan akademik Aceh dan non-Aceh dari berbagai bidang ilmu untuk meningkatkan kualitas pembangunan Aceh. 

Selain itu untuk mengundang kehadiran pihak praktisi, aktifis LSM, pemerintah Aceh dan semua stakeholder yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pembangunan Aceh. Dan memfasilitasi berhimpunnya tokoh-tokoh Aceh di perantauan untuk menyatukan visi bagi kemajuan Aceh di masa depan.

Semua pihak, katanya, menyadari pembangunan Aceh memerlukan tangan-tangan terampil dan pikiran-pikiran bernas dari para akademisi dan praktisi untuk berperan memberikan sumbangsihnya. Ajang Aceh Development International Conference (ADIC2012) dan Annual Meeting of IAAS adalah salah satu wadah yang dimunculkan untuk mengaktualisasikan kontribusi para akademisi, cendikia, pemerhati dalam mengisi Pembangunan Aceh. 

Dalam event ini juga akan mengundang seluruh Non-Government (NGO) yang pernah berkontribusi dalam pembangunan Aceh Pasca Gempa-Tsunami dan Konflik untuk menyampaikan pandangan, temuan, tantangan dan harapan terhadap Aceh. Event ini juga akan memberikan ucapan terima kasih masyarakat Aceh atas jasa-jasa mereka terhadap Aceh. Juga akan menyerahkan award kepada tokoh Aceh yang berjasa terhadap pembangunan Aceh. 

Panitia menetapkan tanggal 26-28 Maret sebagai waktu pelaksanaan ADIC setiap tahunnya yang dianggap sebagai salah satu tarikh keramat dalam sejarah Aceh, karena rakyat Aceh perlu mengingat bahwa pada tanggal 26 Maret 1873 sebuah negara Barat yaitu Belanda telah memaklumkan perang kepada sebuah kerajaan berdaulat Aceh.

Adapun bidang kajian yang diterima untuk dibahas dan dipresentasikan dalam ADIC2012 meliputi berbagai bidang multidisiplin antara lain: Agama dan Filsafat, Sejarah dan Politik, Sosial, Ekonomi dan Management, Perbankan dan Moneter, Seni dan Budaya, Perencanaan Wilayah, Managemen Pelabuhan, Pendidikan, Hukum, Kesehatan, Lingkungan, Perempuan, Media, Informasi Tehnologi dan Komunikasi, Engineering dan Arsitektur, Industri dan Perikanan.

Sistem pelaksanaan Conferensi ini dikoordinir  IAAS (International Association of Acehnese Scholars), sebuah organisasi nirlaba yang didirikan para akademisi asal Aceh di seluruh dunia dan berkedudukan di Kuala Lumpur. IAAS berkerjasama dengan berbagai pihak seperti Aceh Club, IMAM, Peniaga Aceh Melayu, dan organisasi-organisasi mahasiswa Aceh yang belajar di Malaysia, seperti Tanoh Rencong Student Association (TARSA) di IIUM-Gombak, Persatuan Pelajar Aceh (PPA) di UPM-Serdang, Badan Amal Kebajikan Mahasiswa Aceh (BAKADMA) di UKM-Bangi, Acehness Student Association (ASA) di UM-Kuala Lumpur, dan Aceh Student Club (ASC) USM-Pulau Pinang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar