LANGSA : Sedikitnya seratus gagasan dari para
intelektual Aceh yang ada di seluruh dunia akan dipaparkan dalam even Aceh
Development Islamic Conference (ADIC) di kampus International Islamic
University Malaysia (IIUM).
Demikian dikatakan, ketua panitia conference tersebut,
Muhammad Dayan kepada Waspada, Selasa (13/12) melalui siaran pers yang dikirim
dari Kuala Lumpur. Menurutnya, paara
pelajar, ilmuan, dan pemikir Aceh di seluruh dunia akan memaparkan gagasannya
tentang pembangunan Aceh dalam even Aceh Development International Conference
(ADIC) pada tanggal 26-27 Maret 2012 di kampus International Islamic University
Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur.
Sejak
dibukanya penerimaan kertas kerja atau call paper pada bulan Agustus 2011
melalui web http://adic2012.yolasite.com, katanya, pihak panitia telah menerima lebih dari seratus kertas kerja (makalah) ilmiah yang dikirim
melalui email panitia adickl2012@gmail.com dan sedang dalam proses seleksi oleh
tim editor/revier adic2012 di kuala lumpur untuk memilih paper terbaik.
“Kami masih menerima kiriman paper
bagi siapa saja yang berminat memeberikan gagasannya untuk pembangunan Aceh
sampai dengan tanggal 30 Desember 2011,” demikian Muhammad Dayan.
Conferensi
ini, tambahnya,
merupakan yang ketiga diadakan setelah
sebelumnya ADIC2010 dan ADIC2011 berhasil dilaksanakan masing-masing di
Universitas Putra Malaysia (UPM) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).
Aktivitas
akademik merupakan gagasan pelajar dan akademisi asal Aceh yang sedang berada
di Malaysia sebagai ajang pertemuan ilmiah yang bertaraf internasional yang
dihadiri para peminat kajian pembangunan
Aceh dari seluruh dunia. Kegiatan ini mengusung tema “Sustainable
Development and Acceleration of Acehnese Welfare; Opportunities and
Challenges". Dan pihaknya sudah mengantongi izin dari rector
IIUM Prof. Dato' Dr. Zaleha Kamaruddin untuk diadakan di kampus
Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia.
Mengenai tujuan diadakan kegiatan tersebut, ujar Muhammad
Dayan, antara lain untuk memberikan
sumbangan pikiran yang positif kepada pembangunan Aceh menuju masa depan yang
lebih baik. Membangkitkan kontribusi ilmiah dari semua kalangan akademik Aceh
dan non-Aceh dari berbagai bidang ilmu untuk meningkatkan kualitas pembangunan
Aceh.
Selain itu untuk mengundang
kehadiran pihak praktisi, aktifis LSM, pemerintah Aceh dan semua stakeholder
yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pembangunan Aceh. Dan memfasilitasi berhimpunnya tokoh-tokoh Aceh di perantauan
untuk menyatukan visi bagi kemajuan Aceh di masa depan.
Semua pihak, katanya, menyadari
pembangunan Aceh memerlukan tangan-tangan terampil dan pikiran-pikiran bernas
dari para akademisi dan praktisi untuk berperan memberikan sumbangsihnya. Ajang
Aceh Development International Conference (ADIC2012) dan Annual Meeting of IAAS
adalah salah satu wadah yang dimunculkan untuk mengaktualisasikan kontribusi
para akademisi, cendikia, pemerhati dalam mengisi Pembangunan Aceh.
Dalam
event ini juga akan mengundang seluruh Non-Government (NGO) yang pernah
berkontribusi dalam pembangunan Aceh Pasca Gempa-Tsunami dan Konflik untuk
menyampaikan pandangan, temuan, tantangan dan harapan terhadap Aceh. Event ini
juga akan memberikan ucapan terima kasih masyarakat Aceh atas jasa-jasa mereka
terhadap Aceh. Juga akan menyerahkan award kepada tokoh Aceh yang berjasa
terhadap pembangunan Aceh.
Panitia
menetapkan tanggal 26-28 Maret sebagai waktu pelaksanaan ADIC setiap tahunnya
yang dianggap sebagai salah satu tarikh keramat dalam sejarah
Aceh, karena rakyat Aceh perlu mengingat bahwa pada tanggal 26 Maret 1873
sebuah negara Barat yaitu Belanda telah memaklumkan perang kepada sebuah
kerajaan berdaulat Aceh.
Adapun
bidang kajian yang diterima untuk dibahas dan dipresentasikan dalam ADIC2012
meliputi berbagai bidang multidisiplin antara lain: Agama dan Filsafat, Sejarah
dan Politik, Sosial, Ekonomi dan Management, Perbankan dan Moneter, Seni dan
Budaya, Perencanaan Wilayah, Managemen Pelabuhan, Pendidikan, Hukum, Kesehatan,
Lingkungan, Perempuan, Media, Informasi Tehnologi dan Komunikasi, Engineering
dan Arsitektur, Industri dan Perikanan.
Sistem
pelaksanaan Conferensi ini dikoordinir
IAAS (International Association of Acehnese Scholars), sebuah organisasi
nirlaba yang didirikan para akademisi asal Aceh di seluruh
dunia dan berkedudukan di Kuala Lumpur. IAAS berkerjasama dengan berbagai pihak
seperti Aceh Club, IMAM, Peniaga Aceh Melayu, dan organisasi-organisasi
mahasiswa Aceh yang belajar di Malaysia, seperti Tanoh Rencong Student Association
(TARSA) di IIUM-Gombak, Persatuan Pelajar Aceh (PPA) di UPM-Serdang, Badan Amal
Kebajikan Mahasiswa Aceh (BAKADMA) di UKM-Bangi, Acehness Student Association
(ASA) di UM-Kuala Lumpur, dan Aceh Student Club (ASC) USM-Pulau Pinang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar