LANGSA: Karena dinilai tak berkeadilan dalam
penyalurannya, Forum Geuchik Kec Indra Makmur Kab
Aceh Timur ancam akan menolak rumah bantuan BRA Pusat, sekaligus mendesak
Bupati Aceh Timur Muslim Hasballah untuk tidak menyetujui bantuan tersebut
secara keseluruhan.
Demikian
ungkap Wakil Ketua Forum Geuchik Kec Indra Makmur, Abdul Latif yang juga
Geuchik Seunebok Bayu, kepada wartawan, Rabu,
(14/12) usai menemui Wakil Bupati Aceh Timur, Nasruddin Abubakar. Menurutnya,
alokasi rumah bantuan untuk Kabupaten Aceh Timur tahun 2011 kurang lebih 215
unit, dan secara khusus untuk Kec Indra Makmur hanya 6 unit itu pun tidak
melalui perangkat Gampong.
“Sudah jumlahnya tidak proporsional dengan kasus kejadian,
penyalurannya pun tidak melalui perangkat gampong,” ujarnya seraya menambahkan
ini sungguh ironis pada hal warga masyarakat korban konflik yang rumahnya terbakar berharap pemerintah segera membangun kembali rumah baru,
karena itu merupakan amanah MoU Helsingki.
Sungguh
tak masuk akal bila di Kecamatan
Indra Makmur hanya mendapat jatah 6 unit untuk tahun ini, pada hal
jumlah rumah terbakar mencapai 2183 unit, yang tersebar di 11 Gampong.
Sementara yang sudah dibangun pemerintah Aceh Timur melalui BRA setempat kurang
lebih 216 unit. Dan yang belum dibangun kurang lebih 1967 unit. “Maka bila pertahun hanya dapat jatah 6 unit, berapa puluh tahun
baru siap membangun 1967 unit,” sebut A Latif yang juga Mantan Kombatan GAM ini.
Seharusnya
pemerintah dapat melihat secara proporsional eskalasi kejadian dan korban, baru
menentukan jumlah bantuan. Bukan asal-asalan
seperti ini, konon lagi tidak melalui perangkat gampong. Ini
proyek yang sangat tidak baik dijalankan pemerintah Aceh dalam menuntaskan
masalah program reintegrasi Aceh. “Kami para perangkat gampong di Kecamatan Indra Makmu
menilai alokasi bantuan rumah korban konflik sangat tidak sesuai dengan jumlah
korban,” demikian
ujarnya.
Menurutnya, jika begini caranya sama dengan menghilangkan rasa keadilan bagi masyarakat korban konflik, bila memang kurang yakin dengan keterangan ini silakan
datang ke Kec Indra Makmu, dimana warga korban konflik masih banyak yang
tinggal dibawah tenda-tenda sementara. Ini semua menunggu janji pemerintah itu
sendiri, dimana akan membangun kembali rumah-rumah yang terbakar saat konflik
dulu, tegas Abdul
Latif.
“Hampir 10 tahun perdamaian, tapi
banyak warga korban masih berdiam ditenda-tenda sementara. Rasa adil ini lah
yang kita protes, kenapa jumlah korban lebih banyak sementara alokasinya cuma 6
unit,” Abdul Latif
mempertanyakan. Mencermati ini pihaknya berjanji dengan masyarakat untuk memperjuang hak mareka
dengan sepenuhnya, dan jabatan Geuchik sebagai taruhannya.
“Bupati
Aceh Timur Muslim Hasballah harus berani menolak jumlah alokasi rumah dari BRA
Pusat tersebut, dan bila tidak maka kami para Geuchik di Kec Indra Makmu akan
mengembalikan stempel kepadanya,” sebutnya geram seraya menambahkan ini bukan
gertak sambel tapi akan dibuktikan bila bupati menerima jumlah
alokasi bantuan rumah dari BRA tersebut.
Pihaknya juga
menilai pemerintah Aceh gagal dalam menuntaskan program rumah bantuan korban
konflik, karena sampai saat ini masih cukup banyak warga korban yang belum
mendapatkannya. Konon lagi, melalui media masa para pejabat kerap memberi
stetmen bahwa tahun 2011 akhir dari program bantuan rumah korban konflik. “Bagaimana mau dihentikan, sementara banyak masyarakat belum
terbangun rumahnya, sungguh tidak masuk akal, seharusnya pemerintah menuntaskan
dulu rumah korban, baru melaksanakan program lainnya” imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar