Tulisan saya pagi
ini terinsiprasi dari seorang petugas parkir. Nama panggilannya John, aku
teringat nama Pak Johan Wahyudi penulis
kompisiana yang sangat inspiratif itu. Tapi John yang ini jelas bukan Pak Johan
Wahyudi. Dia membuka lapak parkirnya dekat pasar sayur, bukan di Kompasiana. Anak buahnya dua orang, kenderaan yang parkir
di lapaknya selalu berjubel.
Sejak pukul 5.30
pagi, terlihat dia dan dua anak buahnya selalu sibuk. Setiap orang hendak ke
pasar yang datang dari rumahnya dengan kenderaan roda dua, begitu tiba depan
lapak parkir milik John, langsung turun meninggalkan kenderaannya ngeloyor
masuk ke pasar. John dan anak buahnya mengambil alih kenderaan tersebut,
mendorongnya, dan mengatur dengan barisan yang tertib.
Setiap saat ketiga
petugas parkir ini selalu sibuk. Mengatur kenderaan yang baru datang atau
mengeluarkan kenderaan yang mau pulang. Yang istimewa, lapak-lapak parkir lain
di sekitar lapak parkir milik John, justru terlihat sepi. Penjaga-penjaganya
yang hanya sendirian terlihat santai saja karena tak banyak kenderaan yang
parkir di situ.
Melihat fenomena
itu, aku penasaran ingin tahu. Kucuri waktu, kuajak John berbincang-bincang,
dan disinilah kudapatkan sebuah pelajaran baru, yang nilainya menurutku
melebihi nasihat seorang maha guru.
Intinya, inilah
pandangan hidup dan keyakinan John. SEMUA MAKHLUK HIDUP DI DUNIA INI PADA
HAKIKATNYA TIDAK LEBIH DARI SEORANG TUKANG PARKIR. Kenapa bisa begitu? Bacalah tulisan ini selanjutnya!
Saya ini tukang
parkir, ujar John, sejak awal terjun kemari saya sudah menanam tekad untuk
memperlakukan apa pun yang diparkir di tempat saya akan saya jaga melebihi
penjagaan pemiliknya. Kalau pun tidak bisa seperti itu, ya sama dengan
penjagaan pemilik itu sendiri, cukuplah.
“Dan itu juga yang
saya tanamkan kepada dua kolega saya ini,” tambah John seraya menjelaskan,
ternyata apa yang dilakukan itu hasilnya sungguh sangat menggembirakan. Lalu
John menambahkan, dia tidak merasa minder dengan memberi layanan lebih kepada
orang-orang yang parkir di tempatnya. Tidak hanya kenderaan saja yang dijaga,
malah kalau ada orang menitip barang dulu sebagian sambil mau membelanjakan
yang lain, barang-barang itu pun dijaga dengan baik.
Menurut pandangan
John, mengapa dia harus malu dengan status tukang parkir, bukankah jika semua
orang mau jujur, sebenarnya semua orang walaupun mau mengakui ataupun tidak
pada hakikatnya tukang parkir juga. Tegasnya, pendeka kata, Tuhanlah yang
memarkirkan nyawa kepada kita sehingga kita hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar