Benarkan Nasib Berbanding Lurus Dengan Sikap?
Oleh: Ibnu Sa’dan
ADA sebuah ungkapan yang mengatakan; menabur sikap akan menuai tindakan, menabur tindakan akan menuai kebiasaan, menabur kebiasaan akan menuai karakter, dan menabur karakter akan menuai nasib. Jika dibalik, maka nasib seseorang tidak lain adalah buah dari sikapnya.
Laboratorium untuk meneliti sikap seseorang dewasa ini barangkali ada jalan umum.Karena selain rumah, hanya jalan umum yang setiap orang, setiap hari, pasti menggunakannya.
Bagi pengguna kenderaan baik roda dua maupun empat atau lebih, pasti melalui jalan umum. Orang berjalan kaki juga harus melewatinya. Mau pergi kemana saja, asal telah meninggalkan rumah, lama atau sebentar tak bisa tidak harus melalui jalan umum. Bahkan orang yang telah meninggal dunia pun akan melewati jalan umum ketika jasadnya diantar ke kuburan.
Iseng-iseng, saya pernah melakukan pengamatan terhadap sejumlah orang yang saya kenal tentang bagaimana sikap mereka di jalan umum. Orang-orang yang biasa berperangai serakah ketika berkenderaan di jalan umum kerap saya temui menampakkan watak aslinya paling suka menyerobot jalan.
Sementara orang yang hobinya mencari-cari kesalahan orang, ketika menggunakan kenderaan di jalan umum, saya amati, sering marah-marah jika jalannnya terganggu. Orang ini biasanya tidak peduli walaupun sebenarnya dia yang telah melanggar rambu lalulintas. Tetap orang lain yang disalahkannya.
Bahkan tak jarang polisi yang sedang mengatur kelancaran jalan pun direpeti. Padahal jika diperiksa ternyata orang yang seperti ini alat-alat kelengkapan berkenderaannya sering tak ada.
Lain lagi sikap orang yang suka membuat onar di sembarang tempat atau suka mencari perhatian. Kelakuan orang ini di jalan umum umumnya pula berbanding lurus dengan kebiasaannya hari-hari, tak mau mengindahkan aturan dan tak mau tahu dengan etika berlalulintas.
Ini adalah pengamatan sepintas saya secara pribadi, dan tentunya perlu dilakukan penelitian ulang jika mau diambil kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Adapun yang berhubungan dengan sikap dan nasib, sesuai dengan pengamatan saya yang sepintas tadi, nyaris rata-rata saya temui—entah ini kebutulan, sayak tahu—orang-orang yang tidak peduli terhadap kesulitan orang lain di jalan umum, nasibnya sendiri juga seperti tak ada yang mempedulikan.
Sopir angkot yang sembrono, sopir truk yang suka menutup jalan, pedagang kaki lima yang gemar menyerobot badan jalan, mereka mempersulitkan orang lain pengguna jalan. Nasib mereka sendiri pun hampir rata-rata pula sama dengan sikapnya itu, nyaris tak ada yang memperhatikan, walaupun mereka berteriak-teriak mempersalahkan pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar