NEGARA Mesir sangat fenomenal. Al Quran, sebagai kitab suci ummat Islam, memberi pelajaran kepada kita tentang berabagai peristiwa di Mesir. Tokoh baik untuk ditiru dan tokoh jahat untuk dijauhi diperkenalkan dalam sejumlah ayat dengan berbagai gaya cerita agar kita mudah mengambil pelajaran.
Dalam rangka menyongsong pemilihan kepala daerah di Aceh, gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota, ada baiknya rakyat Aceh sekarang belajar kepada peristiwa dan sejarah Mesir.
Tokoh-tokoh yang tersebut dalam Al Quran seperti Nabi Musa, Nabi Harun, dan Nabi Yusuf, karakter mereka pantas di-idolakn agar menjadi pimpinan. Sementara tokoh lain seperti Firun, Qarun, dan Haman, karakter mereka perlu diwanti-wanti agar jangan sampai terpilih menjadi imam.
Meskipun sekarang tahapan pemilukada belum mulai, namun sejumlah bakal calon sudah banyak yang melakukan tebar pesona dengan melakukan kunjungan ke mana-mana untuk mencari dukungan. Demi untuk mencapai Aceh yang baik ke depan, masyarakat kiranya perlu berhati-hati dalam penilaian terhadap tokoh-tokoh tersebut.
Kita berharap masyarakat dapat menilai semua bakal calon pimpinan daerah itu dengan hati dan pikiran yang jernih. Jangan mudah terpengaruh dengan penampilan lahir yang hanya dipoles untuk sementara. Mereka bermurah hati memberi bantuan, berpidato berapi-api membela rakyat, dan fasih membaca ayat-ayat Al Quran, itu hanya sebentar tatkala sedang mencari dukungan.
Lihatlah bagaimana karakter mereka jauh sebelum itu. Firun adalah tokoh kharismatik pada masanya yang sangat pandai mempengaruhi orang demi kekuasaan. Qarun adalah seorang hartawan dan Haman adalah cendikiawan. Ketiga tokoh tersebut sangat berpangaruh dan banyak pengikut, namun Al Quran telah mencatat mereka sebagai orang-orang yang sangat buruk perangainya.
Sebaliknya Nabi Musa, tidak dilahirkan sebagai tokoh yang disegani sejak masa kecilnya dan tidak pandai mencari pengaruh, bahkan dalam berbicara lidahnya tidak begitu lancar. Sementara Nabi Harun adalah tokoh yang sangat santun, lemah lembut, bahkan tidak kuasa melarang orang-orang sekelilingnya agar tidak menyembah anak lembu sebagai tuhan. Sedangkan Nabi Yusuf adalah mantan orang buangan dan narapidana. Tapi ketiga tokoh tersebut adalah paling mulia di sisi Allah, maka ketika mereka jadi pimpinan rakyat jadi sejahtera.
Fakta-fakta tersebut agaknya perlu menjadi bahan pertimbangan bagi rakyat Aceh ke depan dalam menentukan pilihan. Jika salah dalam memilih awal, sangat sulit diperbaiki pada masa yang akan datang. Karena untuk menurunkan seseorang kalau sudah berkuasa perlu pengorbanan dan perjuangan yang sangat berat, itu pun belum tentu berhasil.
Meskipun untuk masa sekarang kita akui sulit untuk mencari orang-orang sekaliber Nabi Musa, Nabi Harun, dan Nabi Yusuf, tetapi bisa kita melihat pada masing-masing pribadi yang ada mana yang lebih mendekati karakternya ke arah itu.
Dan yang sangat penting, kita sangat perlu menghindari jangan sampai memilih orang-orang yang karakternya seperti Firun, Qarun dan Haman. Mereka meskipun sangat pandai dalam segala bidang, namun jika berkuasa tetap akan membuat kerusakan di muka bumi.****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar