Jumat, 07 Januari 2011

Hadiah Tahun Baru

Dikarenakan tidak tersedianya anggaran untuk pembayaran gaji (upah-red).Akhirnya manajemen Badan Pelayanan Kesehatan (BPK) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa memberhentikan sebanyak 30 orang tenaga kebersihan pada rumah sakit tersebut, Minggu (2/1).

Informasi yang berhasil dihimpun Waspada, dimana sebelumnya ke-30 tenaga kebersihan tersebut telah bekerja sejak tahun 2009 lalu,namun,upah mereka pun selama setahun yakni sejak Januari hingga Desember 2010 juga belum dibayarkan dan masih belum jelas statsu pembayarannya.

Disebut-sebut juga,pemutusan hubungan kerja terhadap 30 orang tenaga kebersihan ini berawal aksi protes dari petugas tersebut kepada manajemen RSUD Langsa terkait upah mereka yang belum dibayarkan tersebut.

Bahkan dikabarkan juga,tuntutan petugas kebersihan tersebut sempat mencuat disejumlah media masa beberapa waktu lalu,serta mendapat tanggapan dari berbagai kalangan mengapa permasalahan dimaksud bisa terjadi. Sehingga menyudutkan pejabat tinggi dilingkungan RSUD Langsa yang saat ini menjabat.

Ginanjar,salah seorang petugas kebersihan RSUD Langsa yang namanya juga ikut dikeluarkan bekerja pada rumah sakit itu mengatakan, dimana surat pemutusan hubungan kerja bagi 30 tenaga kebersihan ini mulai Jum’at (30/12) lalu sudah dikeluarkan yang ditantangani langsung oleh Direktur RSUD Langsa, Zahari.

Ketika ditanya bagaimana dengan honorium mereka yang sudah setahun belum dibayarkan itu,Ginanjar mengatakan, mneyangkut permasalahan upah kami yang belum dibayar ini tidak ada tanggapan apa-apa dari manajemen RSUD Langsa. “bahkan kami diusruh buat surat sendiri ke DPRK kalau mau dibayarkan gaji kami itu,” ungkapnya.

Dirinya sangat menyesalkan tindakan yang diambil manajemen RSUD Langsa terhadap mereka, “Sah-sah saja kami ini tidak dipakai lagi bekerja di rumah sakit itu,tetapi selesaikan dulu jerih payah kami yang sudah setahun tidak dibayarkan itu,jangan kebijakan yang diambil hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja,” tegasnya.

Oleh karena,kami sangat mengharapkan kepada Walikota Langsa,Zulkifli Zainon dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setempat untuk dapat mencarikan jalan keluar akan upah 30 orang tenaga kebersihan yang belum dibayarkan itu,karena kami cukup membutuhkannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Terlebih setelah dikeluarkan dari RSUD Langsa ini sudah pasti kami akan menganggur,”timpalnya.

Sehubungan dengan pemecatan tenaga kebersihan RSUD Langsa tersebut,ternyata menimbulkan pertanyaan besar bagi sejumlah kalangan masyarakat. Karena,kebersihan pada sebuah rumah sakit merupakan hal paling urgen untuk ditingkatkan,tentunya dengan minimnya tenaga yang bekerja sudah pasti untuk mewujudkan kebersihan di rumah sakit tersebut tidak akan berjalan sebagaiamana diharapkan.

“Apalagi RSUD Langsa yang kini sudah berstatus tipe B dan bisa dikatakan rumah sakit andalan masyarakat dari tiga daerah yakni Kota Langsa,Aceh Tamiang serta Aceh Timur,” ungkap Iwan Syahputra salah seorang warga Kota Langsa yang turut prihatin dengan kondisi RSUD Langsa kini kian memprihatinkan.

Menurutnya, langkah pemutusan hubungan kerja bagi tenaga kebersihan bukanlah jalan yang tepat, semestinya Direktur rumah sakit ini selaku pimpinan mampu mencarikan alternatif lainnya dalam upaya pemenuhan hak bagi petugas kebersihan terutama menyangkut upah mereka. “Apalagi omset yang dihasilkan oleh rumah sakit lumayan besar pendapatannya,jadi jangan semata-mata diharapkan dari anggaran APBK,” terang Iwan.

Dirinya menilai, bahwa kepemimpinan dr Zahari sebagai Dirut RSUD Langsa adalah gagal dalam membawa perubahan akan pelayanan prima bagi masyarakat termasuk masalah kebersihan. “Kalau orang kerjanya tidak mencukupi,mana mungkin mampu tercapainya kebersihan sebagaimana diidamkan,”cetus Irwan.

Lebih lanjt dikatakannya, sebagaimana diketahui bersama, padahal Wakil Gubernur Aceh,Muhammad Nazar ketika berkunjung ke RSUD Langsa beberapa bulan lalu sudah pernah menegaskan kepada Dirut rumah sakit umum Langsa,bahwa kebersihannya masih jauh dari yang diharapkan dan perlu ditingkatkan. “Namun,kini malah berkelemit dengan tenega kebersihan yang menjadi tonggak utama mewujudkan rumah sakit yang bersih serta nyaman bagi pasien,” demikian dikatan Iwan Syahputra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar