Rabu, 18 Agustus 2010

Di Bulan Ramadhan Kita Peringati HUT Kemerdekaan

Oleh Ibnu Sa’dan

HARI Ulang Tahun (HUT) ke 65 Kemerdekaan Republik Indonesia, Selasa 17 Agustus 2010 kali ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan 1431 H, tepatnya di saat umat Islam tengah melaksanakan ibadah puasa. Tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan HUT RI sebenarnya sudah mulai kurang meriah, sehingga peluang makin kurang meriah pada tahun ini tampaknya makin besar saja. Karena kecil kemungkinan masyarakat mau melakukan berbagai kegiatan yang memeras tenaga lantaran mereka sedang berpuasa.

Khusunya di Kota Langsa, peringatan detik-detik proklamasi yang biasanya berlangsung secara khidmat di Lapangan Merdeka, telah nyata tidak terjadi lagi pada tahun ini. Sebab Pemerintah Kota Langsa di bawah pimpinan Walikota Drs. Zulkifli Zainon, MM, tanpa pemberitahuan kepada DPRK setempat, sedang menyulap lapangan yang bersejarah itu untuk dijadikan sebuah taman kota yang indah. Tanpa mengindahkan nilai sejarah yang dikandungnya, lapangan merdeka Langsa sekarang sedang dibangun supaya keberadaannya sesuai dengan selera pejabat yang sedang berkuasa.

Momentum peringatan HUT RI kali ini yang berlangsung saat ummat Islam sedang menunaikan ibadah puasa, hendaknya bisa jadi sebagai renungan dan introspeksi diri bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya para pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat agar menunjukkan sikap mental pejuang dalam memajukan bangsa dan negara. Mereka sebaiknya menjadi panutan, bukan malah menjadi cibiran karena tingkah laku dan perbuatannya yang tidak sejalan dengan hukum dan harapan masyarakat.

Saat ini kemajuan pembangunan secara umum di negri ini, lebih-lebih di Kota Langsa, semakin jauh saja dari cita-cita kemerdekaan RI. Andainya para pejuang masih hidup tentunya mereka sedih dan menangis terseduh-seduh. Bagaimana tidak, jumlah penduduk miskin yang semakin miskin terus bertambah, sementara pejabat dan para anggota dewan semakin mudah hidup berfoya-foya, pulang pergi naik pesawat hilir mudik ke berbagai daerah tak ubahnya laksana orang kampung pergi ke jamban. Sarana umum pembangunan vital kebutuhan masayarakat seperti jalan, jembatan, dan lain-lain terus dilupakan, sementara bangunan yang tidak dibutuhkan masayarakat terus diburu penegrjaannya seperti tortoar jalan, taman kota, dan pembelian mobil mewah untuk pejabat.

Adalah suatu fakta yang tidak bisa dibantah sekarang ini rasa nasionalisme para pejabat, pengusaha, tokoh masyarakat, mahasiswa, bahkan di kalangan sebagain pelajar semakin menurun. Memang tidak semua, tetapi gejala itu semakin nyata saja. Mereka semakin komersial, semakin hilang rasa dan budaya. Konon pula masyarakat biasa yang melihat ketidakadilan dalam pemerintahan yang semakin korup di berbagai sektor dan kehidupan elite politiknya semakin tidak sehat bisa-bisa membuat mereka gelap mata.

Kita khawatir, jika rasa nasionalisme ini semakin terkikis maka permasalahan bangsa kita akan semakin parah di masa mendatang. Tidak hanya kahawatir dengan rasa aman dan terorisme yang semakin mngerikan, tetapi juga kekhawatiran lainnya, seperti terancamnya kedaulatan bangsa di berbagai bidang, seperti pangan, teritorial, politik, ekonomi, hkum, budaya dll.

Maka itu, momentum peringatan HUT RI kali ini yang bersamaan dengan pelaksanaan ibadah puasa ummat Islam, kita harapkan pemerintah terutama aparat penegak hukum mau lebih bekerja keras tanpa kompromi dalam pemberantasan KKN, penegakan hukum mutlak diperlukan, peningkatan perekonomian rakyat jangan pernah diabaikan. Jadikan momentum Ramadhan ini untuk mawas diri, makin bertakwa, mendengar jeritan rakyat kecil yang selalu menjadi korban peradaban dan pemerintahan yang otoriter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar