Pelajaran Ketiga
Oleh Ibnu Sa'dan
Inspiarsi atau Ilham
Ilham atau inspirasi sebenarnya sama saja dengan realitas keseharian yang kita sebutkan pada pelajaran kedua yang lalu. Dia berperan membuat letikan agar seorang pengarang tergugah, kemudian menulis pengalamannya atau pikirannya agar bisa dibaca orang lain.
Maka itu, bagi seorang pengarang yang produktif tidak pernah ada istilah kekeringan bahan yang bisa ditulis. Setiap saat selalu saja ada ide-ide baru yang selalu berdengung dalam batok kepalanya. Bagi pengarang yang pemula, untuk menerima ilham seperti itu haruslah selalu menyiapkan dirinya. Kalau tidak, ilham itu kalaupun datang dia tidak akan bisa menangkapnya. Walau setiap kali kita melihat pengemis, tapi jika kita tidak menyiapkan diri untuk menerima ilham, ya berlalu begitu saja. Padahal begitu banyak orang lain sudah menulis puisi tentang pengemis, demikian juga tulisan-tulisan lain dalam bentuk prosa yang enak dibaca. Itu semua karena mereka dapat menangkap ilham ketika melihat pengemis.
Di jalanan setiap kali kita melihat, bertemu dengan tukang becak atau ngomong dengan mereka. Kalau kita siap dengan sikap kita sebagai pengarang, kita mengamati lebih dalam lagi. Tukang becak itu berasal dari mana, kenapa dia jadi tukang becak dan bukan jadi polisi atau seorang dokter atau ustadz, dan segala keunikan yang lain.
Atau ketika kita berjumpa dengan seorang yang kerjanya dari tahun ke tahun terus menerus mencari derma. Jika kita bisa mengambil Ilham dari situ, tiba-tiba kita akan dapat membuat sebuah karangan tentangnya. Misalnya, bagaimana mungkin dia bisa bertahan dengan profesi tersebut dalam waktu yang cukup lama. Bagaimana perjalanan hidupnya, pandangannya melihat begitu banyak kemewahan di sekelilingnya, apa keinginannya yang utama, apakah pernah ada keinginannya mau naik haji, bagaimana sekolah anak-anaknya, atau pernahkah terlintas dalam pikirannya itu semua. Itu akan menarik. Setelah bekerja dengan profesi tersebut bertahun-tahun, tanpa hari libur, hasilnya apa saja yang sudah diperoleh. Ini misalnya baru satu hal yang yang sering kita lihat di sekeliling kita.
Contoh lain juga cukup banyak. Di rumah sakit misalnya. Di ruang tunggu, kita bisa mendengar banyak cerita dari orang-orang yang sedang antri untuk berobat. Atau di bangku-bangku terminal, kita juga sering mendengar cerita bermacam-macam dari para penumpang yang sedang menunggu bus. Semua cerita yang kita dengar atau perilaku orang yang kita lihat itu, jika kita sudah siap menerima ilham akan bisa kita buat sebagai sebuah karangan yang menarik. Baik untuk karangan dalam bentuk puisi maupun prosa.
Pelajaran ketiga ini kita cukupkan dulu di sini sebagiannya, dalam edisi lanjutan kita akan melanjutkan lagi dengan contoh-contoh yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar