Senin, 27 Agustus 2012

Pak Wali Di Pundakmu Beribu Harapan Dilabuhkan

  
            Kendati dibalut rasa suka cita yang terpancar dari binar-binar wajah yang hadir dalam ruang tersebut namun tidak mampu memupus beberapa raut wajah di dalam ruang itu  yang juga memancarkan  rasa haru mendalam.
 
            Acara yang intinya merupakan acara perpisahan namun dibungkus dengan tema halal bihalal tersebut tak pelak menyimpan banyak cerita, memori yang mungkin bagi sebagian orang terasa biasa saja, namun bagi para pelaku yang terlibat jauh di dalamnya merupakan sebuah perjuangan yang akhirnya berbuah manis.
 
            Ya... acara perpisahan yang digelar di aula Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa tersebut memang  sarat emosi. Acara Jumat siang 24 Agustus itu merupakan acara perpisahan antara civitas akademika STAIN Cot Kala dengan Drs. Marzuki Hamid, MM mantan Pembantu Ketua (Puket) II STAIN Cot Kala yang akan memangku jabatan baru sebagai Wakil Walikota Langsa Priode 2012-2017 mendatang.
 
 Marzuki bersama Tgk. Usman Abdullah, SE terpilih sebagai calon walikota Langsa yang baru setelah pada putaran kedua Pemilukada Kota Langsa lalu berhasil meraih suara terbanyak mengalahkan pasangan Zulkifli Zainon dan Saifullah.
 
 Sebagai salah satu putra terbaik yang dimiliki STAIN Cot Kala, pantas bila ada banyak  berharapan yang disandarkan seperti yang disampaiakan Ketua STAIN Cot Kala, Dr Zulkaranain agar Walikota Langsa yang mendatang dapat membawa banyak perubahan bagi dunia pendidikan di Kota Langsa.
 
Sebagai sosok yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan  mantan birokrasi yang handal, Marzuki diharapkan dapat membawa warna baru dalam tata pemerintahan di Kota Langsa.
 
Bagi warga Langsa yang lain, memandang kehadiran sosok Marzuki dan Tgk. Usman Abdullah diharapkan dapat menjadi solusi menyelesaikan  begitu banyak masalah yang saat ini melilit Kota Langsa, diharapkan keduanya dapat mengurai masalah tersebut hingga tuntas.
“Kita berharap Walikota Langsa yang baru dapat bergerak cepat menyelesaikan persoalan di Kota Langsa dan melakukan percepatan pembangunan terutama menyangkut Kawasan  Kuala Langsa (KKL),” ujar Azhari  Aziz, mantan Penjabat Walikota Langsa .
Bergerak cepat mungkin kata yang pas bagi walikota Langsa mendatang, memang saat ini Kota Langsa sarat dengan berbagai persoalan, dibidang pembangunan dan tataruang kota misalnya , Langsa saat ini sudah pada posisi sangat amburadul terutama masalah pajak Langsa.
 
Pembangunan pajak pagi dan pajak sayur  yang diharapkan bisa dipergunakan pada awal Maret 2012 lalu, namun sampai saat ini  belum dapat dipergunakan, setelah proyek pembangunan pajak tradisional tersebut yang dibiayai dari Kementerian Perdagangan tersebut selesai, ternyata masih ada pembangunan tambahan kios di sekitar lokasi pajak yang pembangunannya sendiri sempat menjadi kontroversi antara developer dan pedagang. Akibatnya sampai saat ini para pedagang belum bisa menempati lapak tersebut dan harus tetap berjualan di bahu jalan pajak pagi Langsa.
 
Demikian juga persoalan pembangunan ruko di blok A yang sampai saat ini   bak siput berjalan, pembangunannya kalau boleh dikatakan berjalan ditempat, hanya terlihat pancangan-pancangan besi, akibatnya para pemilik ruko harus rela menghabiskan beberapa lebaran lagi berjualan di tempat penampungan yang sumpek.
 
 Dibidang pemerintahan juga harus ada penataan yang lebih baik, banyaknya pegawai pindahan dari kabupaten Aceh Timur ke Kota Langsa merupakan bumerang bagi walikota, kehadiran mereka memang dibutuhkan umumnya pegawai pindahan tersebut telah sarat pengalaman dalam pemerintahan sehingga sangat membantu Kota Langsa dalam menata pemerintahannya, namun pada sisi lain kehadiran mereka menimbulkan kecemburuan bagi para pegawai yang telah lama mengabdi di Kota Langsa, jangan sampai masalah ini menjadi api dalam sekap.
 
Persoalan pegawai bakti juga menjadi sandungan tersendiri, penerimaan ratusan pegawai bakti dan kontrak pada masa walikota yang lalu tampa mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah jelas sebuah kebijakan yang kurang baik, Walikota Langsa yang baru dituntut  harus memperbaiki persoalan ini secepatnya kalau tidak mau persoalan ini terus membebani keuangan daerah yang memang sudah sekarat.
 
Masalah keuangan menjadi problem utama yang siap menghadang, sudah cukup Kota Langsa berhutang, hutang yang mencapai  Rp 20 Milyar pada Bank Aceh harus segera dilunaskan dan tidak lagi menambah hutang baru, masih banyak potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Langsa yang belum tergali optimal yang mampu memberikan masukan dana segar ke kas Kota Langsa.
 
Seperti temuan konsultan ahli dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang melakukan penelitian pada awal Februari 2012 lalu, kendati sumber potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)  Kota Langsa setiap tahun bisa mencapai Rp 26 milyar lebih, namun sampai saat ini Pemerintah Kota Langsa dinilai tidak cakap dalam mengelola potensi tersebut, Hampir setiap tahun perolehan PAD Kota Langsa berada di bawah proyeksi awal yang telah ditetapkan pihak eksekutif dan legeslatif dalam buku Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK).
 
Ironisnya sejak tahun 2006 sampai tahun 2010 PAD Kota Langsa hanya berkutak pada angka belasan milyar saja , padahal rencana awal PAD Kota Langsa dipatok  pada angka dua digit.
 
Hasil yang mengembirakan baru terlihat pada tahun 2011 lalu, PAD Kota Langsa berhasil menembus angka Rp 21 Milyar, namun angka tersebut juga masih dibawah potensi PAD yang sebenarnya.
 
Menurut Irwan Safwadi, M.Si salah seorang peneliti, lemahnya pencapaian PAD Kota Langsa karena beberapa persolan yang sangat mendasar  seperti kurang optimalnya  pengelolaan potensi objek pajak daerah seperti rumah makan, hotel dan restoran.
 
“Padahal bila perolehan pajak dan restribusi dari hotel, rumah makan dan restoran dapat dikelola lebih baik, perolehan PAD Kota Langsa akan naik sangat signifikan,” ujar Irwan.
 
Keberadaan sejumlah potensi PAD seperti Hotel Kartini, pabrik es mini di Kuala Langsa serta PADM Tirta Kuemuning perlu di gali dan dikelola dengan baik, sudah tidak zamannya lagi lagu selalu rugi di perdegarkan.
 
Menurut Irwan   koordinasi antar dinas atau instansi yang mengelola PAD di Langsa yang lemah disamping masih rendahnya sumber daya pemungut pajak serta fasilitas pendukungnya dia menyarankan Pemerintah Kota Langsa agar melakukan pengembangan sektor ekonomi unggulan, seperti optimalisasi industri kecil dan menengah,menciptakan iklim usaha yang kondusif pembuatan qanun restribusi yang sesuai dengan uu no 28 tahun 2009 serta membuat data base potensi PAD.  
 
Akhirnya pasangan Marzuki dan Tgk. Usman Abdullah memiliki legistimasi kuat dari masyarakat lebih dari 40 persen masyarakat Langsa memilih pasangan ini, dengan modal kepercayaan ini sudah saatnya keduanya dapat berbuat lebih untuk kota Langsa apalagi keduanya tidak terlibat dan berhutang buding dengan birokrasi saat ini, sudah sepantasnya mereka menyapu semua pejabat yang tidak dapat bekerja cepat dan tepat  karena sekali lagi mantra bergera cepat merupakan kunci bagi pasangan ini, karena masyarakat sudah jenuh mereka butuh perubahan, SEMOGA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar