Selasa, 05 Juni 2012

Tidak Bisa Ikut Ujian Kenaikan Kelas, Siswa SMKN 2 Langsa Minggat Dari Rumah



Haba Rakyat

LANGSA: Yusri, 16, siswa kelas II Sekolah Menengah Kejuruan Negri (SMKN) 2 Langsa menghilang. Dia minggat dari sekolah sekaligus tak pulang lagi lagi ke rumahnya sejak Jumat (1/6) lalu. Tepatnya pada hari kedua dia sedang mengikuti ujian kenaikan kelas, setelah gurunya mengeluarkan dia dari ruang ujian karena belum membayar tunggakan uang pembangunan senilai Rp. 100 ribu.
Yusri

Siswa jurusan Las ini, anak miskin yang tinggal bersama ibunya di Dusun Sejahtera, Gampong Meurandeh, Kecamatan Langsa Lama. Ayahnya sudah lama meninggal dunia, dan sampai hari ini belum diketahui dimana keberadaannya.


Kakak kandungnya, Samsiah, yang menyampaiakan masalah adiknya itu kepada Waspada, Senin (4/6) mengatakan, terakhir kali pada hari Jumat (1/6), Yusri berpamitan dari rumah dengan ibu kandungnya pergi ke sekolahnya untuk mengikuti ujian kenaikan kelas. Namun tidak seperti biasa sudah pukul 14.00 WIB sore Yusri belum juga pulang ke rumah.

Karena hingga Jumat sore itu dia tak pulang, maka pihak keluarga dibantu tetangga mencarinya ke rumah teman-temannya. Namun sejumlah teman Yusri yang dijumpai tak mengetahui juga keberadannya, malahan mereka menginformasikan bahwa Yusri Jumat tak sempat ikut ujian karena tidak dizinkan wali kelas.

Menurut teman Yusri kepada Samsiah, bahwa pada sehari sebelumnya Kamis (31/5), Yusri sempat dipanggil dari ruang kelas usai ujian oleh guru Firdaus, meminta Yusri membayar sisa uang pembangunan kelas I sebesar Rp 100 ribu. Waktu itu Yusri meminta waktu membayar uang tersebut pada hari Senin. Namun guru tersebut tak mau dan mengharuskan membayarnya pada Jumat, dan bila tidak dibayar maka Yusri tak dibenarkan masuk ujian.

”Yusri anaknya sangat pendiam,” ujar Samsiah dengan nada sedih. Dan dia tak pernah membantah serta selama ini juga tak pernah mau membolos sekolah. Masalah uang Rp 100 ribu itu ia tidak pernah mengadukan kepada ibunya maupun kepada keluarga lain termasuk kepada Samsiak sebagai kakaknya. Memang tak seperti biasa pada hari Kamis itu Yusri nampak murung, dan kami pikir ia kecapean apalagi sedang melaksanakan ujian. Kami tak menyangka ia ada memendam persoalan di sekolahnya, ujar Samsiah.

Samsiah sangat menyesalkan, mengapa uang Rp 100 ribu untuk keperluan sekolahnya itu tak dilaporkannya kepada ibunya. Kemungkinan Yusri, sayang melihat kondisi ibunya yang sudah sangat tua dan hanya bekerja ke sawah membantu orang kampung demi memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sehingga ia merasa terbeban dan tak mau memberatkan ibunya lagi meminta uang Rp 100 ribu itu.

Apalagi sehari sebelumnya, Yusri baru saja meminta uang Rp 250 ribu, dan uang itu dibantu oleh kakak dan abangnya. Sekarang ibu kandungnya selalu menangis karena keberadaan Yusri tak diketahui, apapalgi Yusri selama ini tak pernah menginap di tempat orang, selain di rumahnya. ”Kami sangat cemas dimana dia sekarang, dan apabila ada yang mengetahui keberadannya agar menghubungi nomor Hp ini, 082164015049,” harap Samsiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar