Kamis, 29 Maret 2012

Anomali Gedung Sidang DPRK Langsa

Haba Rakyat

Dalam wikipedia anomali diartikan sebagai penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti biasanya, kelihatan kata ini sangat cocok untuk mengambarkan kondisi pemerintahan dan pembangunan yang sedang terjadi di Kota Langsa.

Betapa tidak kendati keuangan daerah ini dikabarkan mengalami defisit  “ini terlihat dari pernyataan Syahyuzar AKA  Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota ( DPRK) Langsa saat penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2012 yang mencapai Rp 40 milyar”, namun prilaku para pemangku kepentingan di daerah ini malah memperlihatkan tingkah polah yang berbeda.

Salah satunya seperti yang tersiar dimedia massa dalam beberapa hari terakhir soal pembangunan aula untuk ruang sidang baru bagi anggota DPRK yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 600 juta.

Memang tidak ada yang salah soal pembangunan ruang sidang tersebut, soalnya gedung baru yang ditempati anggota DPRK Langsa saat ini “setelah harus pindah dari gedung lama” dikawasan Paya Bujok Tunong tersebut sangat minim fasilitas, terutama ruang besar untuk rapat.

Namun ada yang anomali gedung yang ditempati saat ini merupakan gedung pinjaman, karena saat dibeli pada akhir tahun 2011 lalu mengunakan dana dari Provinsi Aceh  dikatakan gedung ini  diperuntukan untuk perpustakaan daerah .

Sementara untuk gedung untuk DPRK Langsa semula telah dipersiapkan di kantor Sekretariat Pemerintah Kota Langsa Gampong  Matang Seulimeng, bahkan pada tahun 2010 sudah digelontorkan dana Rp 1 milyar lebih untuk pembangunan  ruang sidang.Tapi lacur pebangunan ruang sidang tersebut hanya selesai pada tahap pebangunan tiang-tiang beton saja, sehingga tidak layak ditempati.

Kini dengan alasan  untuk kelancaran sidang dewan menyetujui pebangunan ruang sidang baru dengan anggaran yang baru di masukkan dalam APBD perubahan TA 2012 nanti.

  Seperti yang dikatakan    Ir.Joni Ketua Komisi A DPRK Langsa disela-sela sidang paripurna penyampaian visi dan misi calon walikota Langsa beberapa waktu lalu di aula wisma PT.PN-I Aceh membenarkan bahwa dewan merencanakan pembangunan aula sidanag baru dan anggarannya sudah ditaksirkan sebesar Rp.600 juta yang akan diajukan pada APBK Perubahan 2012 nantinya. 

            “Ya,pembangunannya rencana akan dibangun hingga selesai dan sudah mendapat persetujuan DPRK mendahului pengerjaan proyek itu,” ujarnya. Joni menampik pembangunan ruang sidang tersebut dikatakan mubajir  karena nantinya ruang tersebut bila tidak dipergunakan oleh dewan akan dapat diperguanakan untuk kepentingan yang lain.

Padahal bila dana tersebut dialokasikan untuk melanjutkan pembangunan gedung di Matang Seulimeng tentunya akan lebih bermafaat, karena tahun depan gedung tersebut bisa ditempati dan dewan tidak perlu sering pindah-pindah gedung lagi.

Namun kondisi yang miris malah terlihat di gedung perpustakaan daerah Kota Langsa yang saat ini menempati gedung pustaka bekas  Kabupaten Aceh Timur tersebut.

kondisi ratusan buku koleksi perpustakaan tersebut terancam rusak dan dimakan rayab akibat minimnya perawatan, ratusan buku yang merupakan sumbangan dari pemerintah pusat serta Provinsi Aceh tersebut ditempatkan di dalam ruang dengan sirkulasi udara yang minim.

            Menurut beberapa petugas perpustakaan, ratusan buku tersebut terpaksa dibiarkan tertumpuk dalam sebuah ruang karena minimnya rak untuk pajangan buku yang dimiliki .

            “Kita telah berulangkali mengusulkan penambahan rak buku, namun usulan tersebut belum terealisasi sampai saat ini sehingga ratusan buku tersebut terpaksa dibiarkan saja di dalam kamar,” ujar salah seorang petugas.

            Hal tersebut dibenarkan Zainuddin, mantan Kepala Perpustakaan Kota Langsa, yang dihubungi beberapa waktu lalu, dia mengatakan pihaknya telah mengusulkan tambahan dana kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa untuk pembelian rak buku , namun permohonan tersebut tidak pernah terealisasi.

Dia mengatakan rak buku yang ada saat ini merupakan bekas dari kantor lama,  “Waktu kita pindah ke sini, jumlah rak tersebut jelas sangat kurang, karena tempat lama kitakan kecil, sekarang tempatnya besar belum lagi kita mendapat bantuan banyak buku dari pemerintah pusat dan provinsi,” ujarnya.

Kondisi yang anomali, Perpustakaan merupakan sarana penting bagi kemajuan sebuah bangsa. dimana salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa adalah dilihat dari sarana perpustakaannya, namun kebutuhan perpustakaan malah menjadi urusan nomor dua di Kota Langsa, Benar-Benar ANOMALI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar