Haba Rakyat
Dalam wikipedia anomali diartikan sebagai
penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti
biasanya, kelihatan kata ini sangat cocok untuk mengambarkan kondisi pemerintahan
dan pembangunan yang sedang terjadi di Kota Langsa.
Betapa tidak kendati keuangan daerah ini
dikabarkan mengalami defisit “ini terlihat
dari pernyataan Syahyuzar AKA Wakil Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat Kota ( DPRK) Langsa saat
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2012 yang
mencapai Rp 40 milyar”, namun prilaku para pemangku kepentingan di daerah ini
malah memperlihatkan tingkah polah yang berbeda.
Salah satunya seperti yang tersiar dimedia
massa dalam beberapa hari terakhir soal pembangunan aula untuk
ruang sidang baru bagi anggota DPRK yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 600
juta.
Memang tidak ada yang salah soal pembangunan ruang sidang tersebut, soalnya
gedung baru yang ditempati anggota DPRK Langsa saat ini “setelah harus pindah
dari gedung lama” dikawasan Paya Bujok Tunong tersebut sangat minim fasilitas,
terutama ruang besar untuk rapat.
Namun ada yang anomali gedung yang ditempati saat ini merupakan gedung
pinjaman, karena saat dibeli pada akhir tahun 2011 lalu mengunakan dana dari
Provinsi Aceh dikatakan gedung ini diperuntukan untuk perpustakaan daerah .
Sementara untuk gedung untuk DPRK Langsa semula telah dipersiapkan di
kantor Sekretariat Pemerintah Kota Langsa Gampong Matang Seulimeng, bahkan pada tahun 2010 sudah
digelontorkan dana Rp 1 milyar lebih untuk pembangunan ruang sidang.Tapi lacur pebangunan ruang
sidang tersebut hanya selesai pada tahap pebangunan tiang-tiang beton saja,
sehingga tidak layak ditempati.
Kini dengan alasan untuk kelancaran
sidang dewan menyetujui pebangunan ruang sidang baru dengan anggaran yang baru
di masukkan dalam APBD perubahan TA 2012 nanti.
Seperti yang dikatakan Ir.Joni Ketua Komisi A DPRK Langsa
disela-sela sidang paripurna penyampaian visi dan misi calon walikota Langsa
beberapa waktu lalu di aula wisma PT.PN-I Aceh membenarkan bahwa dewan
merencanakan pembangunan aula sidanag baru dan anggarannya sudah ditaksirkan
sebesar Rp.600 juta yang akan diajukan pada APBK Perubahan 2012 nantinya.
“Ya,pembangunannya rencana akan
dibangun hingga selesai dan sudah mendapat persetujuan DPRK mendahului
pengerjaan proyek itu,” ujarnya. Joni menampik pembangunan ruang sidang tersebut dikatakan
mubajir karena nantinya ruang tersebut
bila tidak dipergunakan oleh dewan akan dapat diperguanakan untuk kepentingan
yang lain.
Padahal
bila dana tersebut dialokasikan untuk melanjutkan pembangunan gedung di
Matang Seulimeng tentunya akan lebih bermafaat, karena tahun depan
gedung tersebut bisa ditempati dan dewan tidak perlu sering
pindah-pindah gedung lagi.
Namun
kondisi yang miris malah terlihat di gedung perpustakaan daerah Kota Langsa
yang saat ini menempati gedung pustaka bekas
Kabupaten Aceh Timur tersebut.
kondisi
ratusan buku koleksi perpustakaan tersebut terancam rusak dan dimakan rayab
akibat minimnya perawatan, ratusan buku yang merupakan sumbangan dari
pemerintah pusat serta Provinsi Aceh tersebut ditempatkan di dalam ruang dengan
sirkulasi udara yang minim.
Menurut beberapa petugas
perpustakaan, ratusan buku tersebut terpaksa dibiarkan tertumpuk dalam sebuah
ruang karena minimnya rak untuk pajangan buku yang dimiliki .
“Kita telah berulangkali
mengusulkan penambahan rak buku, namun usulan tersebut belum terealisasi sampai
saat ini sehingga ratusan buku tersebut terpaksa dibiarkan saja di dalam
kamar,” ujar salah seorang petugas.
Hal tersebut dibenarkan
Zainuddin, mantan Kepala Perpustakaan Kota Langsa, yang dihubungi beberapa
waktu lalu, dia mengatakan pihaknya telah mengusulkan tambahan dana kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa untuk pembelian rak buku , namun
permohonan tersebut tidak pernah terealisasi.
Dia mengatakan rak buku yang ada saat
ini merupakan bekas dari kantor lama, “Waktu kita pindah ke sini,
jumlah rak tersebut jelas sangat kurang, karena tempat lama kitakan kecil,
sekarang tempatnya besar belum lagi kita mendapat bantuan banyak buku dari
pemerintah pusat dan provinsi,” ujarnya.
Kondisi yang anomali,
Perpustakaan merupakan sarana penting bagi
kemajuan sebuah bangsa. dimana salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa
adalah dilihat dari sarana perpustakaannya, namun kebutuhan
perpustakaan malah menjadi urusan nomor dua di Kota Langsa, Benar-Benar ANOMALI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar