Kamis, 12 Januari 2012

Sumbang Darah Kena Kutipan Rp 250 Ribu


Haba Rakyat 

            Langsa : Ternyata niat saja tidak cukup untuk berbuat amal, perlu pegorbanan lebih dan kesabaran, kondisi inilah yang dialami keluarga M. Yasin, salah seorang pasien miskin yang sedang berobat di Rumah Sakit Graha Bunda, Kota Idi, Kabupaten Aceh Timur.

            Menurut Tarmizi, salah seorang kerabat pasien awalnya mereka diberi tahu M.Yasin membutuhkan darah, karena persediaan darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Idi kosong , para kerabat korban yang berada di Kota Langsa langsung datang menyumbangkan darah.

            Awalnya mereka diminta datang ke kantor PMI untuk dicek darahnya, dan dua jam kemudian mereka diminta datang lagi untuk diambil darahnya sebanyak dua kantong sesuai kebutuhan M.Yasin yang menderita penyakit leukemia.

Namun malangnya menurut Tarmizi, pihak kelurga terkejut setelah selesai pengambilan darah keluarga pasien diminta menyetor uang sebanyak Rp 250 ribu perkantong darah.

“Menurut petugas PMI uang tersebut untuk menganti kantong darah serta peralatan habis pakai serta biaya pemeliharan darah,” ujar Tarmizi heran, menurutnya kutipan tersebut sangat memberatkan kelurga pasien.

“Kalau keluarga pasien dari kalangan berduit tidak masalah, namun saat ini pasien dari keluarga kurang mampu biaya tersebut sangat mencekik leher, apalagi peralatan yang digunakan hanya sedikit, masak biayanya sangat mahal,” ujarnya.

Meski para petuga PMI mengatakan biaya yang dikutip tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh (Pergub) namun menurut Tarmizi peraturan tersebut sangat memberatkan pasien.

                                                                                  Sesuai Pergub
 
Menurut Syafrizal Kepala Tata Usaha Unit Donor Darah PMI Aceh Timur yang dihubungi terpisah mengatakan kutipan dana untuk para pendonor darah tersebut telah sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 28 tahun 2010 tentang standarisasi biaya pengganti pengolahan darah.

“Kita melakukan kutipan sesuai Pergub, itu untuk darah yang diambil dari pihak lain, namun bila ada stok darahnya di PMI maka tidak ada biaya, apalagi pasien dirawat dengan jaminan Jamkesmas,” ujarnya.

Dia menambahkan selama ini pihaknya bekerjasama dengan semua rumah sakit yang ada di Aceh Timur untuk mengatasi masalah darah tersebut, hanya saja khusus untuk RS Graha Bunda ,pihak rumah sakit meminta PMI yang mengurus semua administrasi dan dana  pasien terutama Jamkesmas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar