Haba Rakyat,
Kota
Langsa: Kendati Kota Langsa masuk dalam kawasan rawan bencana
terutama banjir yang terjadi hampir setiap tahun, namun sampai saat ini daerah
ini belum memiliki alat pedeteksi dan peringatan dini terhadap bencana, Jumat(11/11).
Devisit
dana yang dialami Kota Langsa sejak dua tahun terakhir merupakan alasan utama
sehingga alat tersebut serta beberapa perlengkapan lain untuk membantu korban
bencana tidak dapat dibeli.
“Kita telah
berulangkali mengajukan permohonan untuk pengadaan alat serta perlengkapan lain
untuk petugas penyelaman namun sampai saat ini belum ada realisasi, alasanya
tidak ada dana,” ujar Firdaus, kepala Bidang Pencegahan pada badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Langsa yang ditemui kemarin.
Akibat tidak
adanya alat peringatan dini tersebut sejumlah warga kerepotan menyelamatkan
harta benda milik mereka saat air luapan Kreung Langsa kembali mengenangi
kawasan penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) kemarin.
Seperti yang
telah diprediksikan sejumnlah kalangan pemerhati lingkungan di Kota Langsa akibat hujan yang terus turun sejak beberapa
hari lalu, air Kreung Langsa kembali meluap dan merendam kawasan perumahan
warga.
Ketinggian
air melebihi luapan air yang terjadi pada hari Rabu kemarin, saat ini air yang
mulai merendam kawasan perumahan sejak pukul 08.00 Wib tersebut telah mencapai lutut
orang dewasan, seperti yang terlihat di
gampong Sidodadi, Sidorjo dan Seulalah.
Namun
menurut Hasan, Kepala bidang Darurat dan
logistik pada BPBD Kota Langsa ketinggian air tersebut masih
belum mencapai tahap mengkhawatirkan.
“Ketinggian
air masih tahap waspada, anggota kita terus memantau perkembangan di lokasi,
mudah- mudahan air akan segera surut sebelum siang ini,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar