Rabu, 27 April 2011

Menulis Pengalaman, Langkah Awal Untuk Bisa Jadi Penulis

Bagi yang ingin belajar menulis, tapi tidak tahu bagaimana memulainya, barangkali cara ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk dicoba. Langkah awal, tidak perlu mengarang cerita, tapi tulis sajalah pengalaman yang ada. Karena pengalaman itu sendiri sudah bisa menjadi sebuah cerita yang layak untuk ditulis.

Misalnya, ambil saja pengalaman yang tak terlupakan (bisa yang senang, sedih, mengharukan, dsb.). Langkah berikutnya, menulis laporan hasil pengamatan, interview, atau sedikit ‘investigasi’ terhadap hal-hal yang ada di sekitar kita. Misalnya, pertunjukan dang-dut di acara pernikahan tetangga, pertandingan futsal antar kelas atau antar sekolah, lomba menulis atau baca puisi, baksos, dsb.

Kemudian, menuliskan tokoh. Bisa itu kepsek, guru favorit, pakbon, ibu kantin, atau kang parkir. Gali suka duka mereka dalam menjalankan profesi mereka. Tingkat lanjutan barulah menulis opini atau fiksi. Hasil karya tulis tersebut sudah bisa disebutkan sebagai sebuah cerita.

“Menulis pengalaman? Aku nggak punya pengalaman,” demikian biasanya reaksi para siswa ketika mereka diberi tugas untuk ‘write your experiences’.

Hidup ini terdiri dari pengalaman dan pengalaman. Setiap hari, kita mengalami sesuatu. Kita nyrempet becak, kita keliru masuk toilet, kita salah menafsirkan maksud seseorang, kita …….. Kita sering menceritakan sesuatu itu kepada orang lain, kepada teman, atau kepada orang tua. Nah, aktifitas bercerita itu kini dilakukan dalam bentuk tulisan. Maka, jadilah tulisan tentang pengalaman. Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, aktifitas ini dibalik: write dulu kemudian barulah speak.
Ketika seseorang telah menuliskan pengalamannya, dia akan memiliki pengalaman menulis. Pengalaman menulis apa? Pengalaman menulis pengalaman.

Pengalaman menulis member kita suatu kesenangan tersendiri. Setelah itu, kita akan ‘ketagihan’ menulis. Kita akan menikmati menulis. Maka, menulis menjadi suatu aktifitas yang sangat menggairahkan bagi kita. Hingga suatu hari kelak, kita akan menceritakan pengalaman sendiri dalam menulis kepada anak, cucu, besan, menantu, dan para tetangga. Kita menceritakan pengalaman itu dalam bentuk tulisan. Kita menulis pengalaman menulis. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar