Dari Sumpah Pemuda Ke Sumpah Serapah
Oleh Ibnu sa'dan
28 Oktober 2010. Pagi itu cuaca teduh. Angin bertiup lembut ke selatan melintasi sebuah lapangan di samping pendopo Bupati Aceh Timur yang masih berada dalam wilayah Kota Langsa. Sebuah lapangan yang banyak menyimpan sejarah. Sejak masa perjuangan memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan hingga masa pembangunan mengisi kemerdekaan, lapangan ini menjadi saksi tempat banyak kegiatan dimulai.
Salah seorang tokoh masyarakat Kota Langsa yang juga mantan Wakil Bupati Aceh Timur, Drs. H. Nabhani, MBA mengatakan, di lapangan ini dulunya berkumpul para pemuda ketika mereka hendak berangkat ke Pangkalan Berandan melawan agresi Belanda. Maka itu kemudian ditabalkan namanya menjadi Lapangan Merdeka.
Se iring dengan berjalannya waktu, Lapangan Merdeka ini selalu digunakan berbagai elemen masyarakat untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemerdekaan. Mulai dari upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI, sumpah pemuda, memperingati hari-hari besar, dan berbagai rapat umum sering digelar di sana sepanjang tahun. Bahkan di masa konflik Aceh, lapangan ini juga pernah dipergunakan untuk berkumul berbagai elemen masyarakat untuk mengikrarkan kesetiaan pada NKRI.
Namun sekarang lapangan ini telah berubah. Waktu memperingati Sumpah Pemuda tahun ini tidak lagi digelar di sisni, melainkan dipindah ke Stadion Langsa. Karena Lapangan Merdeka yang memiliki banyak nilai sejarah ini, oleh Pemko Langsa sedang disulap untuk menjadi sebuah taman. Pemko Langsa yang mencandu kemewahan tidak peduli lagi tehadap nilai-nilai sejarah.
Berkaitan dengan kebijakan Pemko Langsa menggubah Lapangan Merdeka Langsa menjdi taman, sumpah serapah dari berbagai kalangan pun tidak terbendung. Tapi Pemerintah Kota Langsa di bawah pimpinan Walikota Drs. Zulkifli Zainon, MM sepertinya tidak ambil peduli. Kebijakannya tetap jalan terus biarpun banyak pihak yang melakukan protes.
Kebijakan Walikota Langsa Drs. Zulkifli Zainon, MM terhadap Lapangan Merdeka ini, setali tiga uang juga dengan kebijakannya ketika mempertahankan mantan Ketua KNPI setempat Ir. TM. Tarkun sebagai Kepala Dinas PU walaupun yang bersangkutan telah menjadi narapidana. Walaupun sudah dua kali mendapat surat panggilan dari Kejari Langsa, Walikota tetap tidak tidak mau menggantinya. Baru setelah ribut semua pihak dan TM. Tarkun lama menghilang ditunjukklah pejabat baru sebagai Plt. Kadis PU Ir. Mahyiddin.
Bahkan sebelumnya Walikota melalui surat resminya pernah berusaha melindungi TM. Tarkun dengan meminta kepada Kejari Langsa untuk menangguhkan penahanan. Al hasil atas perlindungan Walikota tersebut TM. Tarkun malah memanfaatkan waktu untuk terus menghindar dari jeratan hukum. Bahkan sampai melakukan pembohongan publik beralasan sedang beribat di Jakarta. Padahal setelah ditelusuri, ternyata di Rumah Sakit yang dikatakan dia sedang dirawat samasekali dia tikad berada.
Akibatnya tepat pada momentum peringatan hari Sumpah Pemuda, sumpah serapah berbagai pihak tehadap kebijakan Walikota Langsa Drs. Zulkifli Zainon, MM pun makin meningkat. Kebijakan Walikota Langsa semakin bertumpuk yang mencederai rasa keadilan masyarakat. Sekarang Walikota Langsa Drs. Zulkifli Zainon, MM kita harapkan dapat mempertanggungjawabkan atas kebijakan-kebijakannya itu. Baik tentang penggubahan Lapangan Merdeka Langsa menjadi sebuah taman maupun atas menghilangnya Ir. TM. Tarkun yang berawal dari surat jaminan dari Walikota.
Terimakasih atas informasi yang sudah diberikan.Semoga bermanfaat untuk kita semua.
BalasHapusBTW, udah bergabung dengan program publisher dari http://negeriads.com? Kalau belum, boleh dicoba bergabung. Gratis. Sudah ada 10.000+ publisher yang bergabung, lho. Daftar tanpa biaya, dan selalu dibayar tepat waktu. Silakan dicoba aja. Keterangan lengkap ada di websitenya, :)