LANGSA: Wali santri dari Bustanul Ulum dan para guru MUQ yang dipecat tetap akan menuntut
supaya Aidil Fan dicopot dari jabatannya sebagai ketua Yayasan Dayah Bustanul
Ulum Langsa. Hari ini, Rabu (17/7)
mereka akan berkumpul di dayah tersebut untuk menggelar rapat meminta
pihak pengelola segera mengambil sikap.
“Surat izin untuk menggelar rapat itu sudah kami urus ke Polres Langsa,”
demikian kata Fitriani Abdullah, salah seorang wali santri yang datang khusus
menjumpai Waspada di Langsa, Selasa (17/5) jam 5 sore untuk memberitahukan hal
tersebut.
Dengan didampingi Samsul Bahri, salah seorang guru MUQ yang sudah dipecat,
Fitriani menjelaskan, sejumlah alasan yang membuat para wali santri banyak yang
kecewa dengan kebijakan yang terjadi MUQ akhir-akhir ini sejak Aidil Fan
menduduki jabatan sebagai yayaysan di MUQ.
Mereka menyampaikan hal ini khusus kepada Wspada juga sebagai tanggapan
atas pernyataan Ketua Pembina Yayasan Dayah Bustanul Ulum H. Abdullah Zakaria
yang menyatakan tetap akan mempertahankan Aidil Fan sebagai Ketua Yayasan
Bustanul Ulum.
Menurut mereka, apa yang dikatakan Abdullah Zakaria sebagai alasan
mempertahankan Aidil Fan, semuanya tidak benar. Karena apa yang terjadi di
lapangan bertolak belakang dengan apa yang dikatakan. Seperti kejadian unjuk
rasa para santri, menurut Abdullah Zakaria, itu adalah rekayasa pihak lain
padahal kejadian itu semua murni insiatif mereka, ujar Samsul Bahri.
Demikian juga hal yang dituduh kepada dirinya, dia dipecat karena
indisipliner. Menurut Samsul Bahri, dia tidak bisa menerima tuduhan seperti
itu. “Sudah dua puluh tahun saya mengabdi di MUQ dan selalu melaksanakan tugas
dengan baik,” ujarnya.
Demikian juga dengan tuduhan dirinya yang merekayasa agar para santri
melakukan unjuk rasa. “ Saya berani
bersumpah jangan diterima bumi jika saya mati, jika saya yang melakukan
rekayasa agar para santri melakukan demo,” demikian katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar