Selasa, 17 Juli 2012

Wali Murid Dan Mantan Guru MUQ Tetap Tuntut Aidil Fan Dicopot



Haba Rakyat

LANGSA: Wali santri dari Bustanul Ulum dan para  guru MUQ yang dipecat tetap akan menuntut supaya Aidil Fan dicopot dari jabatannya sebagai ketua Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa. Hari ini, Rabu (17/7)  mereka akan berkumpul di dayah tersebut untuk menggelar rapat meminta pihak pengelola segera mengambil sikap.

“Surat izin untuk menggelar rapat itu sudah kami urus ke Polres Langsa,” demikian kata Fitriani Abdullah, salah seorang wali santri yang datang khusus menjumpai Waspada di Langsa, Selasa (17/5) jam 5 sore untuk memberitahukan hal tersebut.

Dengan didampingi Samsul Bahri, salah seorang guru MUQ yang sudah dipecat, Fitriani menjelaskan, sejumlah alasan yang membuat para wali santri banyak yang kecewa dengan kebijakan yang terjadi MUQ akhir-akhir ini sejak Aidil Fan menduduki jabatan sebagai yayaysan di MUQ.

Mereka menyampaikan hal ini khusus kepada Wspada juga sebagai tanggapan atas pernyataan Ketua Pembina Yayasan Dayah Bustanul Ulum H. Abdullah Zakaria yang menyatakan tetap akan mempertahankan Aidil Fan sebagai Ketua Yayasan Bustanul Ulum.

Menurut mereka, apa yang dikatakan Abdullah Zakaria sebagai alasan mempertahankan Aidil Fan, semuanya tidak benar. Karena apa yang terjadi di lapangan bertolak belakang dengan apa yang dikatakan. Seperti kejadian unjuk rasa para santri, menurut Abdullah Zakaria, itu adalah rekayasa pihak lain padahal kejadian itu semua murni insiatif mereka, ujar Samsul Bahri.

Demikian juga hal yang dituduh kepada dirinya, dia dipecat karena indisipliner. Menurut Samsul Bahri, dia tidak bisa menerima tuduhan seperti itu. “Sudah dua puluh tahun saya mengabdi di MUQ dan selalu melaksanakan tugas dengan baik,” ujarnya.

Demikian juga dengan tuduhan dirinya yang merekayasa agar para santri melakukan unjuk rasa.  “ Saya berani bersumpah jangan diterima bumi jika saya mati, jika saya yang melakukan rekayasa agar para santri melakukan demo,” demikian katanya.

Bahkan samsul Bahri balik menuding, Sekretaris yayasan itu PNS sekalipun tidak masuk kerja tetapi tidak dikatakan indisipiliner. Demikian juga para Kepala Sekolah yang ditugaskan di MUQ, mereka PNS yang dapat gaji tambahan sertifikasi tetapi jarang masuk, itu juga tidak pernah dipersoalkan, ujar Samsul lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar