Rabu, 25 April 2012

Dunia Pendidikan Terancam, Banyak Siswa SMA Mengaku Pernah Hisap Ganja

Air Seni Siswa SAM Jaya Langsa



Haba Rakyat

LANGSA: Peredaran narkoba, khususnya ganja, mulai ancam dunia pendidikan di Kota Langsa. Banyak siswa tingkat SMA mengaku pernah meng-hisapnya, bahkan ada sekolah 50 persen siswanya pernah mengkonsumsi barang haram tersebut. Demikian faktanya terungkap saat BNN Kota Langsa melakukan tes urine terhadap para siswa tingkat SMA dan MA yang ada di Kota Langsa.

Kepala BNN Kota Langsa,  Kompol Navri Yulenny, SH, MH mengatakan hal tersebut kepada wartawan saat melakukan tes urine para siswa SMA Jaya Langsa, Rabu (25/4). Menurutnya, tes urine tersebut merupakan agenda kerja BNN Kota Langsa untuk melakukan pembinaan dan pencegahan sejak dini terhadap generasi  muda.

 “Peran serta sekolah dalam menciptakan  Lingkungan Pendidikan Bebas Narkoba sangat diharapkan,  dan pemeriksaan urine adalah bagian dari kegitan  ini,” demikian kata Navri Yuleni.

Adapun sekolah yang telah dilakukan tes urine, kata dia, selain SMA Jaya dua hari sebelumnya juga sudah dilakukan tes urine terhadap siswa SMA Negeri 4. Bagi yang ditemukan indikasi positif hasil tes urine, pihaknya telah menyediakan sarana  lengkap dengan fasilitas untuk  rehabilitasi di gedung BNN Kota Langsa.

  Menurut Kompol Navri Yulenny, tes urine tersebut lakukan  untuk seluruh pelajar tingkat SMA dan MA se- kota Langsa. Tujuannya untuk memperoleh hasil dari anak didik sejak dini dan bagi yang positif akan diberikan konseling di kantor BNN Langsa, pada setiap hari Selasa dan Kamis  setelah mereka pulang sekolah, sekira  jam 14.00 wib s/d 16.00 wib. Tim konseling yang disapkan untuk itu terdiri dari  tenag  Psikolog, Dokter dan Medis/ Perawat.

Mengani hasil tes urine, katanya,  hanya diberikan kepada Kepala sekolah untuk di teruskan ke orang tua mereka. Kemudian bagi anak-anak yang positif akan dibina dengan pola pembinaan di BNN dan siswa tetap sekolah seperti biasanya.  

Sebelum melakukan tes urine, Kepala BNN Kota Langsa  juga memberikan ceramah kepada siswa yang intinya tidak perlu takut untuk berkata jujur. Karena jujur sebelum diperiksa urine adalah tindakan mulia dan dapat dengan segera di ketahui dan mudah untuk di berikan pembinaan.

Agar para siswa tidak takut, Kepala BNN juga menjelaskan bahwa antara kerja polisi dan BNN jauh berbeda. Kalau  polisi sifatnya untuk Penyalahgunaan Narkoba dengan tahapan tangkap dan selanjutnya proses hukum pidana. Sementara BNN bersifat pencegahan terhadap korban artinya BNN membina dan mematau perkembangannya hingga bisa kembali kesekolah, berprestasi hingga nantinya  siswa  berani mengatakan ”Tidak untuk Narkoba”.

Kepala Sekolah SMA JAYA Langsa  Drs. Suhaf Rinal, M.Pd mengaku  sangat mendukung program BNN, demi menyelamatkan generasi muda dan terlaksananya program P4GN. Dan jika di sekolahnya ditemukan ada yang positif, kata dia, nama siswa tersebut akan dirahasiakan dan selanjutnya dia akan menghubungi orangtuanya untuk  menjelaskan dan meminta kesediaan agar anaknya  dibina di kantor BNN.  

Menurunya, 55% kelompok pemuda di Langsa ini adalah kelompok pelajar dan mahasiswa. Dan hampir rata-rata pelajar  yang terindikasi disebabkan oleh  faktor lingkungan bergaul si anak yang terkontaminasi narkoba dan tuntutan ekonomi di rumah tangga sehingga si anak kadang terlupakan untuk di awasi di luar jam sekolahnya.

Dengan kerjasama yang baik pihak Sekolah, BNN dan orang tua  maka kami yakin dan percaya anak yang positif akan kembali menjadi anak yang penuh semangat dan berprestasi,” demkkian dia berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar