![]() |
| Air Seni Siswa SAM Jaya Langsa |
LANGSA: Peredaran narkoba,
khususnya ganja, mulai ancam dunia pendidikan di Kota Langsa. Banyak siswa
tingkat SMA mengaku pernah meng-hisapnya, bahkan ada sekolah 50 persen siswanya
pernah mengkonsumsi barang haram tersebut. Demikian faktanya terungkap saat BNN
Kota Langsa melakukan tes urine terhadap para siswa tingkat SMA dan MA yang ada
di Kota Langsa.
Kepala BNN Kota Langsa, Kompol Navri Yulenny, SH, MH mengatakan hal tersebut kepada wartawan saat melakukan tes urine para siswa
SMA Jaya Langsa, Rabu (25/4). Menurutnya, tes urine tersebut merupakan agenda kerja BNN Kota Langsa untuk melakukan pembinaan dan pencegahan sejak dini terhadap generasi
muda.
“Peran serta sekolah dalam
menciptakan Lingkungan Pendidikan Bebas
Narkoba sangat diharapkan,
dan pemeriksaan urine adalah bagian dari kegitan ini,” demikian kata Navri Yuleni.
Adapun sekolah yang telah dilakukan tes
urine, kata dia, selain SMA Jaya dua hari sebelumnya juga sudah dilakukan tes
urine terhadap siswa SMA
Negeri 4. Bagi yang ditemukan indikasi
positif hasil tes urine,
pihaknya telah menyediakan
sarana lengkap dengan fasilitas
untuk rehabilitasi di gedung BNN Kota
Langsa.
Menurut Kompol Navri Yulenny, tes urine tersebut lakukan untuk seluruh pelajar tingkat SMA dan MA se- kota
Langsa. Tujuannya untuk memperoleh hasil dari anak didik
sejak dini dan bagi yang positif akan diberikan konseling di
kantor BNN Langsa, pada setiap hari Selasa dan Kamis setelah mereka pulang sekolah, sekira jam 14.00
wib s/d 16.00 wib. Tim
konseling yang disapkan untuk itu terdiri dari tenag Psikolog,
Dokter dan Medis/ Perawat.
Mengani hasil tes urine, katanya, hanya diberikan kepada Kepala sekolah untuk di teruskan ke orang
tua mereka. Kemudian bagi anak-anak yang positif akan dibina dengan pola pembinaan di BNN dan siswa tetap
sekolah seperti biasanya.
Sebelum melakukan tes urine, Kepala BNN Kota Langsa juga memberikan ceramah kepada siswa yang intinya
tidak perlu takut untuk berkata jujur. Karena jujur sebelum diperiksa
urine adalah tindakan mulia dan dapat dengan segera di ketahui dan mudah untuk
di berikan pembinaan.
Agar para siswa tidak takut, Kepala BNN juga menjelaskan bahwa antara kerja polisi dan BNN jauh berbeda. Kalau polisi sifatnya untuk Penyalahgunaan Narkoba dengan
tahapan tangkap dan selanjutnya proses hukum pidana. Sementara BNN bersifat pencegahan terhadap korban artinya BNN membina dan mematau perkembangannya hingga
bisa kembali kesekolah, berprestasi hingga nantinya siswa
berani mengatakan ”Tidak untuk Narkoba”.
Kepala Sekolah SMA JAYA Langsa Drs. Suhaf Rinal, M.Pd mengaku sangat
mendukung program BNN, demi menyelamatkan generasi muda dan terlaksananya program P4GN. Dan jika di sekolahnya ditemukan ada yang positif, kata dia, nama siswa tersebut akan dirahasiakan dan selanjutnya dia akan menghubungi
orangtuanya untuk
menjelaskan dan meminta kesediaan agar anaknya dibina di kantor BNN.
Menurunya, 55% kelompok pemuda di Langsa ini adalah kelompok
pelajar dan mahasiswa. Dan hampir rata-rata pelajar yang terindikasi disebabkan oleh faktor lingkungan bergaul si anak yang terkontaminasi narkoba dan tuntutan ekonomi di rumah tangga sehingga si anak kadang terlupakan
untuk di awasi di luar jam sekolahnya.
“Dengan kerjasama yang baik pihak Sekolah, BNN dan orang tua
maka kami yakin dan percaya anak yang positif akan kembali menjadi anak
yang penuh semangat dan berprestasi,” demkkian dia berharap.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar