Haba Rakyat
LANGSA: Pandangan para cendikiawan dari berbagai negara dalam
rangka membangun Aceh yang lebih maju ke
depan, sektor pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) masih perlu menjadi fokus
utama.
Pandangan itu terungkap berdasarkan 125 paper yang terkumpul dari 200
ilmuan dan pelajar yang akan menjadi peserta Confrensi Pembangunan Aceh di
Kuala Lumpur pada tanggal 26-27 Maret mendatang.
Ketua panitia pelaksana confrensi tersebut, Muhammad Dayan yang mengrim
email kepada Waspada, Rabu (21/3) mengatakan, lebih
dari dua ratus peserta dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam
event Konferensi pembangunan atau Aceh Development International Conference
(ADIC) itu.
Menurutnya, acara tersebut akan diselenggarakan di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM).
Para pelajar dan cendikiawan menganggap
pembangunan sumberdaya manusia masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari
paper yang akan disampaikan dalam event tersebut sebanyak 30 paper lebih membahas
tentang pendidikan dan kebudayaan Aceh.
Dari 125 paper yang lulus seleksi
untuk dipresentasikan dalam kegiatan tersebut lebih dari 30 paper menganggap
pendidikan sebagai upaya peningkatan sumberdaya manusia Aceh mesti menjadi
perhatian utama dalam pembangunan Aceh. Kemudian 20 paper membahas bidang
Politik, Hukum dan HAM, diikuti kajian bidang Ekonomi, social dan
kesejahteraan masyarakat. Agama dan Filsafat, Sejarah, perbankan,
perencanaan wilayah, Kesehatan, Lingkungan, Perempuan, Media, Informasi
Tehnologi dan Komunikasi, Engineering dan Arsitektur, Industri dan Perikanan.
Konferensi itu, katanya, bertujuan
membangkitkan kontribusi ilmiah pelajar dan ilmuan Aceh untuk pembangunan Aceh. Dan
kegiatannya akan dibuka Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Ir. H, Azwar Abubakar, MM (sudah
konfirmasi hadir).
Juga turut mengundang tokoh-tokoh Aceh
diperantauan juga praktisi, aktifis LSM, pemerintah Aceh dan semua stakeholder
yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pembangunan Aceh. Panitia berusaha memfasilitasi berhimpunnya tokoh-tokoh Aceh di
perantauan untuk menyatukan visi bagi kemajuan Aceh di masa depan.
Tidak ada unsur politis atau
kepentingan sektoral pihak tertentu dalam Konferensi ini melainkan sebagai
media mempresentasikan hasil-hasil kajian mutakhir tentang pembangunan Aceh,
dengan mendiskusikan gagasan-gagasan inovatif, saling tukar informasi terhadap
pembangunan Aceh. Dan tentu saja konferensi ini sebagai media pembelajaran dan
peningkatan mutu sumber daya manusia Aceh.
Pembicara utama (keynote speaker)
yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya dalam dalam event ini adalah Prof. Dato’
Sidek Baba (professor bidang pendidikan Islam IIUM), Prof. Madya Noriah Taslim
dari Universitas Brunai Darussalam, Prof. Dr. Amirul Hadi, MA dan Prof. Yusny
Saby dari IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Konferensi ini dibiayai para peserta
dan presenter makalah yang dukung Pemerintah Aceh, Kelab Aceh Kuala Lumpur,
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur, dan Badan
Dakwah Islamiyah PT. Arun di Lhokseumawe. Pelaksanaan ADIC diorganisir oleh
Tanoh Rencong Association Student Aceh (TARSA) Kuala dan International
Association of Acehnese Scholars (IAAS) di Kuala Lumpur.
Pelaksanaan ADIC pada tanggal 26-28
Maret untuk mengingatkan rakyat Aceh bahwa pada tanggal 26 Maret 1873 sebuah
negara Barat yaitu Belanda telah memaklumkan perang kepada sebuah kerajaan
berdaulat Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar