Rabu, 21 Maret 2012

Pandangan Para Cendikiawan: Aceh Masih Perlu Fokus Pada Pembangunan SDM


Haba Rakyat

LANGSA: Pandangan para cendikiawan dari berbagai negara dalam rangka  membangun Aceh yang lebih maju ke depan, sektor pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) masih perlu menjadi fokus utama.

Pandangan itu terungkap berdasarkan 125 paper yang terkumpul dari 200 ilmuan dan pelajar yang akan menjadi peserta Confrensi Pembangunan Aceh di Kuala Lumpur pada tanggal 26-27 Maret mendatang.

Ketua panitia pelaksana confrensi tersebut, Muhammad Dayan yang mengrim email kepada Waspada, Rabu (21/3) mengatakan, lebih dari dua ratus peserta dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam event Konferensi pembangunan atau Aceh Development International Conference (ADIC) itu.

Menurutnya, acara tersebut akan diselenggarakan di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM). Para pelajar dan cendikiawan  menganggap pembangunan sumberdaya manusia masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari paper yang akan disampaikan dalam event tersebut sebanyak 30 paper lebih membahas tentang pendidikan dan kebudayaan Aceh.

Dari 125 paper yang lulus seleksi untuk dipresentasikan dalam kegiatan tersebut lebih dari 30 paper menganggap pendidikan sebagai upaya peningkatan sumberdaya manusia Aceh mesti menjadi perhatian utama dalam pembangunan Aceh. Kemudian 20 paper membahas bidang Politik, Hukum dan HAM, diikuti kajian bidang Ekonomi, social dan kesejahteraan  masyarakat. Agama dan Filsafat, Sejarah, perbankan, perencanaan wilayah, Kesehatan, Lingkungan, Perempuan, Media, Informasi Tehnologi dan Komunikasi, Engineering dan Arsitektur, Industri dan Perikanan.

Konferensi itu, katanya,  bertujuan membangkitkan kontribusi ilmiah pelajar dan ilmuan Aceh untuk pembangunan Aceh. Dan kegiatannya akan dibuka  Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Ir. H, Azwar Abubakar, MM (sudah konfirmasi hadir). 

 Juga turut mengundang tokoh-tokoh Aceh diperantauan juga praktisi, aktifis LSM, pemerintah Aceh dan semua stakeholder yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pembangunan Aceh. Panitia berusaha memfasilitasi berhimpunnya tokoh-tokoh Aceh di perantauan untuk menyatukan visi bagi kemajuan Aceh di masa depan.

Tidak ada unsur politis atau kepentingan sektoral pihak tertentu dalam Konferensi ini melainkan sebagai media mempresentasikan hasil-hasil kajian mutakhir tentang pembangunan Aceh, dengan mendiskusikan gagasan-gagasan inovatif, saling tukar informasi terhadap pembangunan Aceh. Dan tentu saja konferensi ini sebagai media pembelajaran dan peningkatan mutu sumber daya manusia Aceh.

Pembicara utama (keynote speaker) yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya dalam dalam event ini adalah Prof. Dato’ Sidek Baba (professor bidang pendidikan Islam IIUM), Prof. Madya Noriah Taslim dari Universitas Brunai Darussalam, Prof. Dr. Amirul Hadi, MA dan Prof. Yusny Saby dari IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Konferensi ini dibiayai para peserta dan presenter makalah yang dukung Pemerintah Aceh, Kelab Aceh Kuala Lumpur, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur, dan Badan Dakwah Islamiyah PT. Arun di Lhokseumawe. Pelaksanaan ADIC diorganisir oleh Tanoh Rencong Association Student Aceh (TARSA) Kuala dan International Association of Acehnese Scholars (IAAS) di Kuala Lumpur.

Pelaksanaan ADIC pada tanggal 26-28 Maret untuk mengingatkan rakyat Aceh bahwa pada tanggal 26 Maret 1873 sebuah negara Barat yaitu Belanda telah memaklumkan perang kepada sebuah kerajaan berdaulat Aceh.

Pembangunan Aceh sangat memerlukan tangan-tangan terampil dan pikiran-pikiran bernas dari para akademisi dan praktisi untuk berperan memberikan sumbangsihnya. Ajang Aceh Development International Conference (ADIC2012) adalah salah satu wadah untuk mengaktualisasikan kontribusi para akademisi, cendikia, pemerhati dalam mengisi Pembangunan Aceh, demikian Dayan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar