Haba Rakyat
LANGSA: Sejumlah 15 orang remaja putri putus sekolah di Kecamatan Peudawa, Kabupaten Aceh Timur, mendapat binaan ketrampilan tata rias. Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bekerjasama dengan Bidang Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan (P & PP) BPMPKS Aceh Timur melakukan hal tersebut sejak 30 Nopember tahun lalu dan berakhri, Senin (2/1).
“Sumber dananya berasal dari bantuan kedutaan Filandia,” demikian kata Zulkarnaen, salah seorang fasilitator kegiatan tersebut kepada Waspada di Langsa, Selasa (3/1).
Kegiatan tersebut dipusatkan di gampong Alue Ie Itam. Materinya difokuskan pada tata rias pengantin Aceh, Sunda, Padang, internasional dan akad nikah dengan fasilitator pelatihan Zulkarnaen dan Dahriani. Selain materi tata rias, peserta juga diberi pembekalan pemahaman dasar tentang gender, analisis usaha dan perencanaan usaha yang difasilitatori Iswantara Adi Nugraha.
Dalam acara penutupan sekaligus gelar karya hasil pelatihan, Kabid P & PP BPMPKS Aceh Timur, Safiati Salam, S.H., menyatakan tujuan pelatihan tersebut ada tiga. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kaum perempuan dalam berusaha sesuai dengan potensi yang dimilikinya, menurunkan jumlah penduduk miskin melalui penciptaan lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka dan peningkatan kesempatan kerja melalui peningkatan jiwa kewirausahaan (enterpreuneurship) khususnya bagi perempuan putus sekolah.
Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut yang dibuktikan dari tingkat kehadiran peserta dalam pelatihan mencapai 100 % setiap harinya. Bahkan warga masyarakat yang tidak mengikuti pelatihan juga turut hadir menyaksikan proses pelatihan. Menurut salah satu peserta, Fatimah, pelatihan ini sangat berguna karena menambah wawasan dan ketrampilan sehingga menambah kepercayaan dirinya sebagai perempuan.
Ia berharap paska pelatihan ini ada pendampingan lanjutan dari bidang P & PP BPMPKS Aceh Timur sehingga mereka mampu mewujudkan usaha jasa pelaminan dan tata rias. Menurutnya, selama ini masyarakat sekitar Peudawa masih harus menyewa pelaminan dan mendatangkan penata rias dari tempat lain yang biayanya cukup mahal. Jika ada usaha pelaminan dan tata rias di Peudawa maka akan mempermudah akses dan menekan biaya sewa, atau minimal memberi pilihan lain kepada calon pengguna jasa.
Rencananya alumni pelatihan akan membentuk kelompok untuk mempermudah proses pendalaman materi pelatihan sekaligus untuk menunjukkan keberadaan mereka di tengah masyarakat. Persoalan ketiadaan peralatan pelaminan dan tata rias akan coba diupayakan dengan meminta bantuan dari bidang P & PP BPMPKS Aceh Timur atau pihak lain yang tidak mengikat.
Menurut fasilitator pelatihan, Zulkarnaen, beberapa peserta pelatihan memang menunjukkan bakat dan kerja kerasnya yang luar biasa sehingga dalam waktu 30 hari pelatihan sudah mampu menguasai teknik tata rias dengan baik. Jika masih ada kekurangan mereka akan bisa memperbaikinya dengan cepat karena kemauannya kuat dan mereka masih sangat muda.
Staf lapangan PKPA, Zaitulibar, menyatakan bahwa PKPA membangun komitmen dengan bidang P & PP BPMPKS Aceh Timur untuk memberikan vocational training bagi 150 perempuan putus sekolah di Kabupaten Aceh Timur.
Kegiatan tersebut berlangsung di kecamatan Simpang Jernih, Indra Makmu, Julok, Nurussalam, Idi Rayeuk, Peureulak, Peudawa dan Sungai Raya. Jenis ketrampilan yang diberikan disesuaikan dengan hasil pemetaan potensi dan permasalahan di masing-masing lokasi kegiatan.
Beberapa kegiatan yang telah terselenggara adalah pelatihan teknisi HP, teknisi peralatan elektronik rumah tangga, pengolahan ikan dan udang, tata rias, dan menjahit. Rangkaian kegiatan tersebut akan berakhir pada bulan April 2012, demkian katanya. (b20)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar