Jumat, 01 April 2011

Lira Ajak Masyarakat Buka Mata Dan Telinga

LANGSA : Ketua Lira Kota Langsa, Mulia Akbar, mengajak seluruh elemen masyarakat sekarang ini untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar sebelum terlambat. Lihatlah seluruh figur yang sudah menyatakan ingin maju sebagai calon walikota dengan pertimbangan akal sehat. Supaya nanti tidak ada yang menyesal baik di dunia maupun di akhirat.

Mulia Akbar, yang akrab disapa Cut Lem menyampaikan himbauan tersebut dalam perbincangannya dengan Waspada di Langsa, Jumat (1/4). Karena belakangan ini, menurut pengamatannya, banyak orang yang merasa sanggup memimpin Kota Langsa ke depan sudah mulai turun ke desa-desa mencari dukungan masyarakat.

Walaupun pemilukada belum pasti kapan jadwalnya, kata dia, suhu politik di Kota Langsa jauh-jauh hari memang sudah menghangat. Waktu yang masih panjang ini sebenarnya sangat bermanfaat. Baik bagi para calon, karena masih memiliki waktu lama untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat maupun bagi rakyat yang akan memilih, mereka dapat menakar setiap calon siapa yang paling tepat.

Dari pengamatan yang dilakukan Cut Lem, seluruh figur balon walikota yang sudah menemui masyarakat itu, semuanya selalu membawa angin syurga. Membangun Kota Langsa ke depan ke arah yang lebih baik dan setiap kebijakan yang akan diambil demi kepentingan masyarakat, seakan-akan sudah menjadi lagu wajib bagi mereka.

Janji-janji untuk memakmurkan ekonomi rakyat bertaburan di mana-mana.
Dan inilah maksud Cut lem, agar masyarakat membuka mata dan telinga lebar-lebar supaya dapat melihat siapa yang mengucapkan janji tersebut dan apa janji yang mereka ikrarkan. “Masuk akalkah atau hanya janji-janji cet langet?” Karena sebelum terpilih siapa pun mudah mengucapkanya, tapi kalau sudah terpilih justru masyarakat yang akan sulit menagihnya.

Maka itu mumpung sekarang masih punya waktu lama bagi masyarakat untuk menakar, Cut Lem mengajak semua elemen masyarakat untuk mempertimbangkan beberapa hal dalam menjatuhkan pilihannya kelak. Antara lain yang sangat perlu dijadikan bahan pertimbangan, kata Cut Lem, pilihlah pimpinan yang takut kepada Allah.

“Pemimpin yang takut kepada Allah harus menjadi pertimbangan pertama dan paling utama, kalau rakyat menghendaki Kota Langsa ke depan lebih maju dan sesuai dengan nuansa Islam,” ujar Cut Lem.

Dan ukuran orang takut kepada Allah yang paling sederhana serta mudah ditakar secara kasat mata oleh siapapun, menurut Cut Lem, lihatlah pada agamanya. Apakah agamanya hanya berdasarkan label di KTP atau sudah memenuhi rukun-rukunya?
Ukurannya ambil saja patokan secara umum, tambah Cut Lem, tinggalkan dulu kualitasnya, karena mengukur kualitas nanti bsa jadi subjektif. Hasilnya akan relatif tergantung siapa yang menilai. Patokan umum beragama bagi orang Islam adalah terpenuhi rukun yang lima.

Jika salah satu dari yang lima itu belum terpenuhi, menurut Cut Lem, orang tersebut belum lah layak dijadikan sebagai pemimpin. Memenuhi perintah Allah yang pokok saja belum dilaksanakan, bagaimana mungkin orang tersebut pasti akan menepati janjinya kepada masyarakat.

“Itulah sebabnya mengapa takut kepada Allah perlu dijadikan tolok ukur utama,” sebut Cut Lem.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar